Jangan Sepelekan "Angin Duduk"

Angin duduk adalah sindrom jantung koroner.
Ada sebuah artikel menarik mengenai angin duduk yang dialami salah satu rekan kerja saya yang mungkin juga bisa memberikan masukan mengenai “Angin Duduk” salah satu penyakit yang banyak membawa kematian. Apa sebenarnya angin duduk itu? Well ga ada salah nya kita coba menyimak artikel berikut yang saya peroleh dari teman Facebook.

Kemarin ada seorang teman dikantor yang meninggal di usia yang ke-31 dengan status single. Menurut dokter-dokter yang turut melayat, kemungkinan penyebabnya adalah angin duduk, karena pagi harinya dia masih masuk kantor, walaupun pada saat jam istirahat minta ijin pulang karena kepalanya pusing.

Kebetulan orang tersebut tidur sekamar dengan kakak perempuannya yang juga bekerja di kantor yang sama,dan masih sempat terbangun karena adiknya menanyakan minyak kayu putih sekitar setengah 12 malam, lalu paginya waktu dibangunkan pagi hari untuk berangkat ke kantor, ternyata sang adik sudah meninggal dengan posisi tidur dengan wajah sedikit menahan rasa sakit, dan kebiruan sekitar leher. Atas dasar itulah saya informasikan sedikit mengenai angin duduk atau nama kerennya Sindrom Jantung Koroner Akut.

Angin Duduk sama dengan Sindrom Jantung Koroner AkutGejala penyakit seperti itu yang di masyarakat kita sering disebut sebagai angin duduk, dalam dunia medis dikenal dengan istilah Angina Pectoris. Gejala masuk angin ini ternyata bukanlah masuk angin biasa, melainkan identik dengan Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut (SSJKA).

Karena gejalanya mirip masuk angin biasa, hanya saja sedikit lebih berat, maka penyakit ini cenderung dianggap sepele. Padahal masuk angin hebat itu adalah penyakit berbahaya, yang bisa mengakibatkan kematian si penderita hanya dalam waktu 15 sampai 30 menit sejak serangan pertama.

Sayangnya, banyak masyarakat yang menyikapi sindrom serangan jantung coroner akut ini dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal, penderita bisa meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda sakit.


Karena itu jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apapun, tapi segeralah pergi ke rumah sakit yang menyediakan fasilitas penanganan gawat darurat jantung. Ingat, jangan lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.

Gejala Angin Duduk alias Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut :

Muncul keluhan nyeri ditengah dada, seperti:

- Rasa ditekan
- Rasa diremas-remas, menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan, serta ulu hati.
- Rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin.

Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu,serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag.

Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi).

Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal :

- Adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
- sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
- Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus.
- Infeksi pada pembuluh darah. Penyempitan itu, lanjutnya lagi, mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam jantung.

Ketidak-seimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya disebut angina.Namun kata Teguh,hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan serangan jantung koroner (SJK) (infark miokard).

Pada SJK, angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA angina terjadi akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat.

Masyarakat sebaiknya waspada terhadap keluhan angina ini. Soalnya penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat.

Solusi satu-satunya terhadap gejala "angin duduk" ini hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan supply oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitrat, betabloker, dan kalsium antagonis.

Menurut ahli jantung RS Jantung Harapan Kita, dr. Santoso Karo-Karo MPH, SpJp, kondisi rumah sakit di Indonesia tidak terlalu bisa diharapkan untuk pengobatan SSJKA. Rumah sakit terkesan lambat menangani pasien. Untuk itu ia menyarankan agar penderita yang sudah tahu bahwa dirinya memiliki gangguan jantung sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun ia pergi.

Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang di cari adalah aspirin. Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri dan melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet (sel pembeku darah).

Semoga informasi tentang angin duduk ini bermanfaat bagi kita semua.

Posting Komentar untuk "Jangan Sepelekan "Angin Duduk""