Museum Gedong Kirtya Kabupaten Buleleng, Bali

Berwisata ke Buleleng, jangan hanya menyambangi Pantai Lovina, sempatkan juga mampir ke Museum Gedong Kirtya, merupakan satu-satunya museum lontar yang menyimpan warisan leluhur secara turun temurun di Bali. Disini Anda akan melihat naskah–naskah dalam bentuk lontar kuno atau Pustaka Lontar tersimpan baik.
Museum Gedong Kirtya Buleleng.
Tampak depan Museum Gedong Kritya (sumber : Kompas.com)
Museum Gedong Kirtya yang sebelumnya dikenal dengan nama "Kirtya Liefrinck Van der Tuuk" ini dibangun okeh cendekiawan asal Belanda. Museum ini memiliki luas lahan sekitar 300 meter persegi, berdiri pada tanggal 2 Juni 1928 dan mulai dibuka untuk umum pada tanggal 14 September 1928.

Museum Gedong Kirtya berada di kawasan perkotaan, tepatnya Jalan Veteran No. 20, Singaraja, tidak jauh dari Kantor Bupati Buleleng berada.

Jika Anda datang dari Pantai Lovina, hanya berjarak 10 kilometer ke arah timur. Dari luar akan nampak bangunan arsitektur kuno. Sekilas, seperti bangunan tak berpenghuni, padahal di dalamnya terdapat ribuan koleksi lontar yang tersimpan rapi dalam kotak yang disebut keropak yang panjangnya sekitar 60 centimeter.
Keropak di Museum Gedong Kirtya.
Keropak tempat menyimpan lontar (sumber : Balebengong.net)
Semua koleksi tersusun rapi berdasarkan kelompok atau klasifikasi. Barisan paling atas Lontar Sasak, isinya tentang budaya Sasak. Kemudian Matrastawa (mantra/puja/weda), Niticastra (etik), Wariga (astronomi dan astrologi), Tutur (petuah), Usadha (pengobatan tradisional), Geguritan (kidung), Babad Pamancangah (sejarah), Satua (cerita rakyat). Semua lontar berbahasa Jawa kuno dan Sansekerta. Cuma, dalam Lontar Satua hanya menggunakan bahasa Bali.
Museumpedia.blogspot.com
Salah satu ruang museum (sumber : Kompas.com)
Museum Gedong Kirtya memiliki 1.757 koleksi lontar bernilai sejarah berasal dari berbagai daerah di Pulau Dewata yang sangat diminati kalangan wisatawan domestik dan mancanegara.
Lontar di museum Gedong Kirtya.
Lontar koleksi Museum Gedong Kritya (sumber : Balebengong.net)
Selain lontar asli, museum teks tertua di Pulau Dewata itu juga memiliki salinan lontar sebanyak 4.867 buah dan dari jumlah itu yang belum disalin mencapai 3.110 buah, sampai pada 2015.

Museum lontar ini terdiri dari lima bangunan. Setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing. 
- Ruang 1 menyimpan lontar atau buku tua;
- Ruang 2 tempat salinan lontar;
- Ruang 3 tempat administrasi;
- Ruang 4 sebagai tempat pameran;
- Ruang 5 sebagai tempat oerbaikan lontar.

Pada umumnya pengunjung maupun peneliti yang berkunjung lebih tertarik melihat lontarnya daripada salinannya. Kebanyakan wisatawan asing yang datang berasal dari negara Belanda. Pertanyaan tentang isi dan tahun pembuatan lontar sering ditanyakan, karena di sini semua lontar diberi judul menggunakan bahasa Bali.

Pengunjung pun bebas melihat semua bentuk lontar. Petugas memberi sambutan kepada setiap pengunjung yang datang, baik lokal maupun domestik. Wisatawan diperlihatkan bentuk lontar dan diceritakan dari isi tersebut yang tertulis dalam bahasa Sansekerta. Di sini ada petugas yang khusus mendampingi wisatawan asing untuk menerjemahkan lontar dalam bahasa Inggris.

Setiap tahun Museum Gedong Kirtya juga menerbitkan buku-buku dari kumpulan lontar. Beberapa lontar yang disalin menjadi buku seperti usada, pawecakan banten dalam upacara-upacara, dari salinan itu menjadi buku tentang banten.

Keinginan pengelola museum untuk memiliki ruangan kedap suara dan kedap udara sebagai tempat penyimpan lontar masih belum dapat terpenuhi, karena faktor terbatasnya anggaran. Padahal ruangan ini diperlukan agar lontar yang tersimpan tidak mudah rusak karena keteraturan suhu.


Alamat Museum Gedong Kirtya
Jl. Veteran No. 20, Buleleng, Singaraja, Bali
Telp. 22645
Jam Buka
- Senin-Kamis pk. 08.00-16.00
- Jumat 08.00-13.00
- Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional tutup.

Tiket Masuk
Gratis

Posting Komentar untuk "Museum Gedong Kirtya Kabupaten Buleleng, Bali"