Uji Nyali Pembawa Petaka : RUMAH MEWAH

By: Owl
.
Jam menunjukan pukul 12.15 siang dan bel pulang baru saja berbunyi. Semua siswa berbondong-bondong keluar dari kelas mereka, sedangkan seorang pemuda bersurai coklat terang dengan santainya menggendong tasnya lalu melangkah menuju pintu. Sebelum ia benar-benar melangkah pergi dari kelas, ia menolehkan pandangannya pada salah satu teman kelasnya yang masih termenung di bangku paling pojok.

"Kau akan terus berada di sana sampai besok pagi?" Tegurnya pada pemuda bersurai hitam pekat berantakan itu. Mata hitam itu pun melirik tajam, merasa terganggu.
"Sebentar lagi aku akan pulang, Arian," balas pemuda itu masih sambil menatap tajam Arian.
"Sshhh kau ini. Nanti sore aku dan yang lain akan berkunjung ke sebuah rumah mewah angker untuk beruji nyali, kau mau ikut?" ajak Arian seraya mendekat ke arah pemuda itu.
"Tidak tertarik," ucap memuda itu langsung.
"Aku memaksa. Ayolah Abee sampai kapan kau selalu menolak ajakan kami?" ucap Arian merangkul erat bahu pemuda yang di ketahui bernama Abee itu. Abee hanya memandang Arian dengan tatapan risih.
"Ehh kalian, ayolah kapan mau pulang?" terdengar suara lantang dari seorang gadis tomboy bernama Von. Von menghampiri mereka di ikuti oleh teman-temannya.
"Aku sedang membujuknya untuk ikut uji nyali nanti malam," ujar Arian lagi. Ia merangkul Abee lebih erat dan menariknya agar ia bangkit dari tempat duduknya.
"Ehh, kau nyeker lagi? Kemana sepatumu?" tanya Arian lagi dan kini semua mata tertuju pada kaki telanjang milik Abee.
"Azz sudahlah aku tidak akan ikut," bentak Abee seraya menghentakan tangan Arian dari bahunya.
"Abee, sampai kapan kau terus mengurung dirimu? Menutup hatimu pada teman-temanmu? Meskipun kau anak baru, kami tidak tahu siapa kau dan dari mana kau berasal tapi kami semua berteman baik tanpa memandang apapun," bujuk Fany seraya tangannya memcubit kedua pipi Abee.
Abee adalah seorang anak baru yang eksentrik, berpenampilan berantakan dan selalu tanpa alas kaki sampai teman-temannya menyebutnya orang miskin, padahal sepatunya selalu ia simpan di tas. Ia juga selalu menolak untuk bergaul dan itu membuat Arian berserta teman-temannya iba.
"Sshhh baiklah," Abee meringis pasrah. Ternyata bujukan manis dari Fany meluluhkan hati kerasnya.
"Oke! Nanti malam jam 7 kita berangkat YEEYYY~"
"YEEYYY~"
.
~o~
.
Rega sedang menyiapkan perlengkapan untuk uji nyali, seperti senter, minuman, makanan kecil untuk pengganjal lapar dan sebuah pisu lipat untuk berjaga-jaga. Ia melirik jam dinding yang menunjukan angka 06.30 sore, tiba-tiba ia merasa suatu yang buruk akan terjadi.
"Perasaan ini."
.
Rega memang memiliki kemampuan spiritual dan melihat hal-hal gaib. Ibunya yang melihat ekspresi itu tampak mengerti dan mengkhawatirkan anaknya, "Sebaiknya batalkan niatmu untuk pergi."
"Tapi bu, kami semua sudah sepakat."
"Jika memang benar-benar kalian ingin pergi jangan sampai kalian terpisah, teruslah bersama. Ini jimat peninggalan dari kakekmu, peganglah ini. Jika sampai jam 9 malam kamu tidak menghubungi ibu, ibu akan langsung menyusulmu ke tempat itu."
"Baik bu."
.
Bel rumah Rega berbunyi, segera ia membuka pintu dan mendapati Von serta Alsa berdiri di depan pintunya. Rumah mereka sangat dekat sehingga Von dan Alsa memutuskan untuk nebeng dengan Rega.
"Selamat sore tante," Sapa Von dan Alsa pada ibu Rega.
"Ahh kalian sudah datang, ayo masuk dulu."
"Terimakasih tante, tapi nanti kami terlambat."
"Hm baiklah, kalian hati-hati ya, teruslah bersama jangan sampai terpencar oke?"
"Baik tante, trimakasih banyak."
Mereka mulai meninggalkan rumah Rega menggunakan motor Satria FU milik Rega.
.
Rumah yang merupakan tempat mereka uji nyali sudah terlihat dari kejauhan. Rumah mewah yang hangus terbakar 8 tahun silam, beberapa bagian rumah itu hancur dan menyisakan dinding yang menghitam. Suasana mencekam semakin terasa dengan lumut tebal dan rumput yang meninggi di sekitar rumah itu tampak tak terurus.
"Akhirnya sampai juga, pantatku sudah keram. Jok motor mu terlalu sempit," keluh Alsa yang mengusap bokongnya setelah turun dari motor.
"Pantatmu saja yang kegedean," ledek Von.
.
Von berdecak sebal, ketiga temannya tak kunjung datang padahal waktu sudah menunjukan pukul 07.00 sore, "Si bodoh itu, apa dia menipu kita?" keluh Von sambil memainkan handphonenya.
"Mungkin sebentar lagi," ucap Rega.
"Pokoknya kalau sepuluh menit lagi mereka tidak datang kita pulang!" timpal Alsa dengan cemberut.
"Apa kalian takut?" tanya Rega yang memang mengetahui aura mereka.
"Beberapa menit saja berdiri di depan rumah ini membuatku takut" keluh Alsa seraya memandang rumah mewah yang menyeramkan itu.
.
Tidak lama kemudian terlihat Ninja berwarna hijau mendekati mereka, itu adalah Arian dan Fany.
"Kalian lelet banget sih, baru saja kami mau pulang," omel Von jengkel.
Arian menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan berkata, "Hehe maaf, aku harus mengisi bensin."
"Kemana lagi si aneh yang satu itu? Apa mungking dia menipu kita?"
"Jangan seperti itu, dia pasti datang," Bela Fany.
"Oke aku akan menjemputnya," Ucap Arian seraya menstater motornya.
Tak lama terdengar suara bising motor mendekat, terlihat seseorang menggunakan motor Yamaha 250 cc berwarna hitam menghampiri mereka.
"Maaf telat," ucap orang itu seraya membuka helmnya dan turun dari motornya tanpa alas kaki.
"Abee," semua mata terheran menatap orang yang baru saja datang. Mengapa bisa orang seperti Abee menaiki motor bagus, bukankah pakaianpun dia tampak seperti orang tidak punya?
"Kenapa?" tanya Abee yang juga terheran dengan tatapan mereka.
"Ti-tidak. Baiklah ayo masuk," Seru Arian memecah keheningan. Namun...
.
DEG!
.
Langkah Abee terhenti, matanya terbelalak melihat apa yang ada di depannya, "Rumah ini."
.
-TBC-

Sumber Gambar:Brazil Image
Sumber Artikel: Horror Creepy Pasta Indonesia
User : Zen

2 komentar untuk "Uji Nyali Pembawa Petaka : RUMAH MEWAH"