Cara Memberikan CPR Pada Penderita Serangan Jantung

Penyakit jantung (kardiovaskular) merupakan salah-satu penyakit yang menjadi penyebab terbesar atas kematian pada manusia secara global.

Menurut World Health Organization (WHO), 30% kematian secara global pada tahun 2008 disebabkan oleh penyakit jantung atau kardiovaskular, dan angkanya diperkirakan mencapai 23 juta per tahun pada 2030.
Cara Memberikan CPR Pada Penderita Serangan Jantung
Ilustrasi cara memberikan CPR pada korban serangan jantung

Serangan jantung terjadi secara tiba-tiba dan butuh pertolongan secara cepat. Menurut Dokter Spesialis Kardiovaskular Jetty Sedyawan, 7-10 menit pertama setelah terjadinya sudden cardiac arrest (SCA) atau serangan jantung mendadak adalah masa emas untuk menolong korban. (sumber)

Jika pertolongan pertama dilakukan secara tepat pada rentang waktu tersebut, maka ada kemungkinan korban akan bertahan hidup tanpa mengalami kerusakan otak. Dan ketika masa emas ini lewat, maka risiko kerusakan otak akan semakin tinggi.

Pada kasus henti jantung setiap menit tingkat bertahan hidup korban berkurang tujuh hingga 10 persen. Oleh sebab itu, pertolongan pertama pada 10 menit pertama mutlak diperlukan. Setelah masa 10 menit pertama berlalu, maka semakin tinggi risiko korban menderita kerusakan otak akibat serangan tersebut.

Pertolongan pertama yang cepat pada korban serangan jantung pada kondisi henti jantung adalah dengan memberikan CPR (Resusitasi Jantung Paru), menjadi faktor penting untuk meningkatkan peluang bertahan hidup dan pemulihan. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengetahui pedoman dasar pertolongan pertama dengan metode CPR.

Cara Memberikan CPR (Resusitasi Jantung Paru)


Saat seseorang mengalami serangan jantung, dibutuhkan waktu cepat untuk menyelamatkan hidupnya. Salah satu pertolongan yang bisa diberikan pada korban serangan jantung adalah pemberian CPR (Resusitasi Jantung Paru).

Menurut para pakar jantung, dalam kondisi henti jantung di mana korban berhenti bernapas dan tidak sadar, diperlukan pertolongan CPR antara nol hingga sepuluh menit pertama untuk menyelamatkan korban sekaligus menghindari kerusakan jaringan otak.

Karena pengetahuan dasar dan pelatihan Resusitasi Jantung Paru (CPR) yang tepat penting bagi siapapun untuk membantu menyelamatkan korban henti jantung mendadak.

Meskipun pemberian CPR seharusnya dilakukan oleh tenaga terlatih, namun dalam kondisi darurat pertolongan CPR bisa dilakukan oleh siapapun dengan memahami prosedurnya. Setidaknya, seseorang yang memahami pertolongan CPR dapat memberikan pertolongan minimal kepada orang tua atau salah satu anggota keluarganya.  

Cara memberikan CPR pada korban serangan jantung perlu diketahui siapa saja karena kalau mengharapkan respon dari bantuan medis seringkali sudah terlambat.

Berikut langkah-langkah melakukan CPR pada korban serangan jantung :

1. Perhatikan kondisi sekitar (Danger)

Sebelum menolong korban, pastikan lingkungan sekitar aman untuk Anda maupun orang lain. Jangan dekati korban bila melihat bahaya, seperti kabel listrik yang menjuntai, percikan api, longsoran batu, dan lainnya.

2. Cek respon (Response)

Penilaian tingkat kesadaran korban dapat dilakukan dalam empat tahap.
- Pertama, cek apakah korban sadar?
- Apakah korban merespon dengan panggilan suara? Cobalah berteriak di depan wajahnya.
- Apakah korban merespon apabila ada pemberian rasa sakit, seperti ditepuk pundaknya.
- Jika korban tidak memberikan respon, mintalah orang disekitar untuk menghubungi ambulan, mengambil P3k, dan alat Defibrilator Eksternal Otomatis (AED), jika ada.

Sambil menunggu bantuan, lanjutkan dengan mengecek apakah korban bernapas atau tidak. Caranya dengan menghibung embusan nafas korban dalam hitungan selama 10 detik dengan jeda waktu yang tepat. Pengecekan napas bisa dilakukan dengan melihat pergerakan dada.

Jika tidak bernapas segera lalukan resusitasi jantung dan paru atau CPR dengan kompresi dada.

3. Kompresi dada (Compression)

RJP atau CPR adalah kombinasi tindakan kompresi dada dan bantuan napas. Ketika jantung tidak bisa berdetak, kompresi dada diperlukan untuk sirkulasi darah yang membawa oksigen.

Agar kompresi dada efektif, posisikan korban dalam posisi terlentang pada permukaan rata dan keras, tidak boleh dilakukan di atas tempat tidur. Buka baju korban terlebih dahulu untuk melakukan kompresi dada.

Langkah melakukan kompresi dada dewasa yaitu dengan memberikan penekanan pada dada sebanyak 30 kali penekanan dengan kedalaman 5 sampai 6 cm, dengan kecepatan minimal 100-120 kali per menit.
 
Lokasi kompresi dada (via Kumparan.com)


Lokasi penekanan berada pada pertengahan dada yaitu di bawah tulang sternum. Untuk menentukan letak tengah dada seseorang, gunakan empat jari (dua jari kanan dan dua jari kiri; telunjuk dan jari tengah) untuk menentukan posisi tulang lunak yang ada di bagian tengah dada.
 
Menentukan lokasi kompresi dada (via Kumparan.com)


Pengukuran dimulai dari bagian bawah leher hingga ke bagian tengah dada yang selanjutnya letak perlakuan kompresi bisa langsung ditemukan.
 
Cara melakukan kompresi dada (via Kumparan.com)


Selanjutnya, lakukan kompresi sebanyak 30 tekanan dengan total 5 siklus (150 tekanan) dengan diselingi dua kali nafas buatan per siklus. Saat memberikan nafas buatan, dagu korban harus dinaikkan yang bertujuan untuk membuka jalur saluran nafas.

4. Jalan napas (Airway)

Setelah memberikan 30 kali kompresi dada, buka jalan napas dengan metode head tilf-chin lift. Caranya letakkan satu tangan di dahi korban dan tengadahkan kepala korban.
 
Cara memberikan nafas buatan pada korban (via Kumparan.com)


Kemudian letakkan ujung jari di bawah dagu korban, kemudian angkat dagunya. Posisi ini akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.

5. Berikan bantuan napas (Breathing)

Berikan bantuan napas sebanyak dua kali. Berikan dua kali bantuan napas. Tutup hidung dengan ibu jari dan telunjuk. Tiup sekitar 1 detik untuk membuat dada terangkat, kemudian lanjutkan dengan tiupan berikutnya.

Lanjutkan 30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas dalam 2 menit atau sekitar 5 kali pengulangan. Setiap 2 menit, lakukan pengecekan napas kembali.

Tak lupa untuk selalu melihat dada korban saat sedang memberikan nafas buatan untuk mengetahui apakah korban sudah bernafas atau belum.

Pertolongan dengan CPR baru bisa dihentikan saat korban memberi respon (biasanya terbatuk) atau mulai bernapas lagi, saat penolong tidak mampu lagi memberikan pertolongan, saat tim medis sudah datang, atau sudah ada keputusan dari dokter.

Jika korban mulai bernapas/sadar setelah diberikan CPR, lakukan posisi pemulihan. Tarik lengan terjauh korban melewati dada, dan punggung tangannya menempel pada pipi. Dengan tangan satunya, tekuk lutut kaki bagian terjauh korban.

Balikkan atau miringkan korban ke arah penolong. Biarkan lutut kaki yang sudah ditekuk tetap dalam posisi demikian. Tengadahkan kepala korban untuk mempertahankan jalan napas. Pantau keadaan korban hingga bantuan medis tiba.

Demikian info cara memberikan Resusitasi Jantung Paru pada korban henti jantung mendadak yang bisa dilakukan siapapun untuk membantu penderita serangan jantung, sekaligus memperpanjang kesempatan hidup korban.

Posting Komentar untuk "Cara Memberikan CPR Pada Penderita Serangan Jantung"