Begini Cara Memilih Pelumas Motor


Memilih oli atau pelumas mesin mungkin bikin bikers bingung. Kepala yang sehat, mendadak pusing tujuh keliling begitu disodori belasan bahkan puluhan merek oli yang berjajar di etalase toko. Begitu banyak menu pilihan, beraneka kemasannya, beragam harganya, dan harus memilih satu diantaranya.
Ayo, pilih mana? Semua bagus, kata penjualnya. Bingung kan?

Cara memilih oli mesin motor.
Di tengah gencarnya produsen oli mempromosikan produknya, dengan segala kecanggihannya, konsumen dibuat bimbang. Semua bagus, paling tidak kemasannya menarik dan meyakinkan. Mana yang harus dipilih?

Kebimbangan ini membuat kesetiaan bikers terhadap merek tertentu jadi gampang goyah. Akibatnya, ada kecenderungan bikers gonta-ganti merek oli. Banyak bikers jadi kutu loncat dari 1 merek ke merek lain, sekedar memuaskan rasa penasaran terhadap keunggulan suatu merek. Bulan ini jajal merek A, berikutnya ganti merek B, lalu pindah ke oli lain lagi. 

Perilaku gonta-ganti oli ini sedikit banyak dipengaruhi faktor iklan promosi di teve, selain tergoda rekomendasi bengkel/mekanik, atau bahkan sekedar ikut-ikutan teman. Bikers selalu ingin menjajal oli baru yang diklaim produsennya lebih unggul.

Nah, daripada bingung terus-menerus, yuk nyimak tips pilih oli yang bijak.

KANDUNGAN OLI

Oli atau pelumas mesin mempunyai komposisi yang terdiri dari Bahan Dasar (75%-85%) dan Zat Aditif (15%-25%). Bahan dasar oli ada yang berupa Mineral (dari hasil bumi) dan Sintetis (dihasilkan melalui proses kimiawi yang telah disempurnakan). Sedangkan Aditif merupakan bahan tambahan untuk meningkatkan daya kerja pelumas. Sesuai bahan dasarnya, maka oli dibedakan antara Oli Mineral dan Oli Sintetis.

APA FUNGSI OLI?

* Pelumasan. Fungsi utama oli adalah melumasi semua komponen yang bergerak di dalam mesin, membuat gesekan antar komponen di dalam mesin bergerak lebih halus, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal.
* Pendinginan. Sumber utama panas dalam mesin berasal dari gesekan antarlogam, dan hal ini tidak cukup diredam oleh sistem pendingin mesin yang tersedia. Karena itu oli yang baik sanggup mengurangi panas yang ditimbulkan dari gesekan antarlogam. Oli bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat Celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin.
* Pembersihan. Proses pembakaran di dalam mesin akan menimbulkan oksidasi, hal ini akibat munculnya oksigen di ruang bakar. Oksigen adalah penyebab utama korosi/karat pada logam. Proses oksidasi akan menimbulkan kerak pada komponen mesin, seperti kepala piston, ring piston dan klep. Dengan zat aditif anti-oksidan yang dikandungnya, oli yang baik akan mengurangi dan membersihkan bagian yang teroksidasi seiring dengan bekerjanya mesin motor, sekaligus mencegah terjadinya karat.
Selain itu, oli yang memiliki aditif anti-foam dapat mencegah oli berbuih saat mesin berputar. Buih harus dihilangkan agar tidak timbul oksigen berlebihan.
* Dongkrak performa mesin. Dengan bersihnya komponen pada girboks dan ruang bakar, kinerja mesin lebih ringan dan efisien, sehingga tenaga mesin bertambah.
* Meningkatkan efisiensi BBM. Karena oli yang baik membuat efisiensi mesin meningkat, pada akhirnya berimbas pada konsumsi BBM yang lebih irit.

BAIK MANA: OLI KENTAL ATAU ENCER?

Ukuran atau tingkat kekentalan dan kemampuan oli untuk mengalir pada suhu tertentu disebut Viskositas. Tingkat Rentang angka viskositas oli mesin, ditentukan oleh SAE (Society of Automotive Engineers), mulai dari angka 0 sampai 60. Makin besar angka viskositasnya, oli semakin kental. Dan sebaliknya, makin kecil viskositasnya, oli semakin encer.


Ada dua macam kekentalan oli, yaitu Monograde (misalnya SAE 30, 40, 50) dan Multigrade (misalnya SAE 10W-40, 15W-40, 20W-50). Oli monograde jarang dijumpai dipasaran. Yang umum digunakan adalah oli multigrade.

Contoh kekentalan oli multigrade : SAE 15W-50

Huruf W dibelakang angka pertama adalah singkatan Winter (musim dingin). Berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 15 untuk suhu dingin, dan SAE 50 pada suhu panas. 

Pertanyaannya, mana yang lebih baik: Oli Encer atau Oli Kental?
Oli yang baik harus memiliki viskositas yang sesuai dengan kebutuhan mesin motor.
* Semakin tua usia motor, gunakan oli yang lebih kental karena jarak gap/kerenggangan antar komponen sudah lebih besar dibandingkan motor baru, (sehingga dibutuhkan oli dengan kekentalan tinggi untuk mengisinya.) Setidaknya gunakan oli dengan SAE 50 untuk motor yang berusia lebih dari 10 tahun.
* Sebaliknya untuk motor keluaran 5 tahun terakhir, gunakan oli dengan tingkat kekentalan yang lebih encer, misalnya SAE10W-40. Oli yang lebih encer cocok untuk motor baru yang memiliki celah antar komponen lebih rapat dengan gesekan rendah, karena lebih mudah bersirkulasi di dalam mesin sehingga memiliki efek pendinginan terhadpa mesin yang lebih baik. Selain itu oli encer dapat mengalir lebih cepat pada saat motor dihidupkan pada kondisi suhu dingin.
* Kondisi cuaca yang dilalui sehari-hari. Jika tinggal di daerah yang berhawa sejuk, gunakan oli dengan SAE rendah agar motor mudah distarter pada pagi hari atau pada saat suhu dingin. Sebaliknya, pada daerah dengan cuaca panas, gunakan SAE tinggi.
* Untuk pemakaian normal (bukan untuk kompetisi) di Indonesia, gunakan oli SAE 40-50. Misalnya SAE 20W-50. Pada umumnya suhu lingkungan di sini di atas 30 o C, sedangkan dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.

API SERVICE=KUALITAS OLI

Kualitas oli mesin direkomendasi oleh API (American Petroleum Institute), sebuah lembaga yang berkedudukan di Amerika.

Kualitas oli ditunjukkan oleh kode API yang diikuti kode dua huruf, diawali huruf “S” (Spark) yang menandakan oli mesin bensin, diikuti huruf kedua yang menunjukkan tingkat kualitasnya, semakin mendekati huruf Z kualitas oli semakin baik. Contohnya : API SF, SG, SH, SJ, SL.

* API SF - untuk tipe mesin produksi 1988 dan sebelumnya
* API SG - untuk tipe mesin produksi 1993 dan sebelumnya
* API SH - untuk tipe mesin produksi 1996 dan sebelumnya
* API SJ - untuk tipe mesin produksi 2001 dan sebelumnya
* API SL - untuk tipe mesin produksi 2001 dan sesudahnya

Dengan patokan tadi, kita dapat memilih oli dengan tingkatan API tertentu yang sesuai untuk motor kita. Pada dasarnya, semakin tinggi API servicenya, semakin baik kualitas oli. Sesuai rekomendasi API, jika mesin motor kita produksi tahun 1996-2000, gunakan oli dengan API SH, lebih baik jika SJ, apalagi SL. Tapi jangan dibalik, motor keluaran baru, memakai oli dengan API di bawahnya.

Motor keluaran lama tidak haram memakai oli dengan API yang baik, yang penting pilih yang memiliki kekentalan (SAE) lebih tinggi. Misalnya API SJ dengan SAE 20W-50.

OLI SINTETIS LEBIH BAIK DARI OLI MINERAL?

Memang begitu. Hal ini karena oli mineral sifat dasar bahan bakunya bervariasi, tergantung sumbernya, dan harganya lebih murah sehingga lebih banyak digunakan. Oli mineral biasanya dibuat dari hasil penyulingan sedangkan oli sintetis dari hasil campuran kimia, seperti PAO (PolyAlphaOlefin). Karena oli sintetis mempunyai sifat dasar bahan baku yang lebih baik dari oli mineral, maka harganya lebih mahal dan memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan oli mineral, yaitu:

1. Lebih stabil pada temperatur tinggi
2. Mengontrol/Mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin
3. Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin
4. Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam
yang berakibat kerusakan mesin
5. Tahan terhadapan perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama, lebih ekonomis dan
efisien
6. Mengurangi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin lebih dingin
7. Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak
Oli sintetis disarankan untuk mesin berteknologi terbaru yang memiliki celah antar komponen yang lebih kecil/sempit, sebaliknya tidak disarankan untuk mesin berteknologi lama dimana celah antar komponen biasanya sangat besar/renggang, sehingga bila menggunakan oli sintetis biasanya menjadi lebih boros karena oli ikut masuk ke ruang bakar dan ikut terbakar. Akibatnya oli cepat habis dan knalpot agak berasap/ngebul.

OLI MOBIL DIPAKAI MOTOR TAMBAH BAGUS?

Pemahaman semacam ini mungkin didasarkan persepsi bahwa karena oli mobil umumnya lebih mahal dari oli motor, maka pasti kualitasnya lebih baik. Dan kalau digunakan untuk motor, hasilnya pun lebih baik daripada memakai oli yang memang untuk motor. Memang pada prinsipnya, semua oli fungsinya sama, tetapi disarankan jangan menggunakan oli untuk mobil ke motor, sebab ada bahan pada oli mobil yang harus dikurangi bahkan dihilangkan tetapi di motor harus agak banyak untuk meredam gesekan, karena putaran mesin motor lebih tinggi dan lebih berat kerjanya.

Oli untuk mobil semakin baik dan licin, pengaruhnya terhadap kinerja mesin semakin baik, sebab oli langsung melumasi silinder tanpa mengalir ke ruang kopling yang bertipe kering. Sedangkan pada motor, kopling terendam oli dan rawan selip jika diberi oli yang diformulasi untuk mobil.

Daripada memakai oli mobil yang belum pasti manfaatnya, lebih baik memakai oli khusus motor yang berkualitas tinggi.

APAKAH MOTOR MATIC MEMERLUKAN OLI KHUSUS?

Motor matic, seperti Beat, Vario, Mio J atau Spin, tidak menggunakan kopling basah seperti halnya motor bebek atau sport, sehingga oli untuk motor matic tidak perlu mengandung zat anti selip kopling seperti yang dibutuhkan untuk motor bebek atau sport yang bertipe kopling basah. Tujuannya agar putaran mesin lebih lancar dan hemat bahan bakar. Karena itu sebaiknya motor matic menggunakan oli yang diformulasi khusus untuk motor matic.

BOLEHKAH GONTA-GANTI OLI?

Tidak disarankan, dan sebaiknya dihindarkan! Karena setiap produsen oli memiliki dan mengembangkan formulanya sendiri, sehingga secara kimiawi ada perbedaan antara merek oli satu dengan lainnya. Perbedaan formula ini dikuatirkan menimbulkan efek negatif terhadap kinerja mesin. Tapi kalau ingin mencoba mencicipi “rasa” bermacam-macam oli untuk motor anda, disarankan spek olinya (jenis dan kekentalan) yang sesuai dengan rekomendasi produsen motor anda.

APAKAH WARNA OLI MENUNJUKKAN KUALITASNYA?

Pasti tidak, karena warna oli tergantung campuran pewarna yang digunakan produsennya. Ada oli berwarna kuning, hijau, biru, ungu dan sebagainya. Ada yang warnanya bening, ada yang agak keruh; semuanya tidak berhubungan dengan kualitas oli, tapi sesuai dengan keinginan produsennya.

KAPAN KITA SEHARUSNYA MENGGANTI OLI?

Jangka waktu pengganti oli dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika anda berkendara dalam kondisi ekstrem, maka dibutuhkan penggantian oli lebih cepat dibandingkan kondisi berkendara yang normal. Yang dimaksud kondisi berkendara ekstrim, antara lain :

- Sering menghidupkan atau mematikan mesin.
- Sering berhenti dengan mesin hidup.
- Kondisi jalan yang dilalui sering macet.
- Sering menempuh jarak pendek dalam suhu rendah.
- Berkendara di lingkungan yang sangat berdebu.
- Kebiasaan berkendara: sering memacu akselerasi tinggi, kecepatan tinggi
terus-menerus.
- Motor digunakan untuk mengangkut beban berat.
- Medan yang ditempuh: banyak tanjakan, jalan rusak, rutin menempuh
perjalanan puluhan km.

Jika pola berkendara anda termasuk dalam kriteria yang disebut di atas, maka anda termasuk dalam kategori sebagai pengendara motor dalam kondisi ekstrem. Dengan begitu, motor anda membutuhkan waktu penggantian oli lebih pendek dari yang direkomendasi oleh pabrikan. Yaitu setiap 1500-2000km. Namun ini juga tergantung jenis oli yang digunakan. Jika oli yang dipakai berjenis sintetis, maka waktunya bisa lebih lama. Misalnya setiap 4000km.

KESIMPULAN


1. Bikers jangan mau dibuat bingung promosi oli baru. Jangan mudah tergoda untuk gonta-ganti oli, walaupun efek negatifnya sulit dibuktikan. 
2. Pilihlah oli yang sudah terbukti cocok dengan motor anda. Lebih amannya, gunakan oli yang direkomendasikan pabrikan motor anda.
3. Terakhir, belilah oli di toko yang reputasinya baik, sehingga terjamin keasliannya. Jangan membeli oli asal murah, tapi tidak jelas isinya, lebih baik beli yang tidak mahal tapi asli.
4. Disarankan juga untuk menggunakan oli yang memiliki dan mencantumkan Nomor Pelumas Terdaftar (NPT). 

Oli yang memiliki NPT adalah oli yang telah memenuhi persyaratan administratif dan teknis serta lulus uji laboratorium terakreditasi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Migas. NPT dapat diidentifikasikan dengan 12 digit huruf dan angka. Contoh : DEPTAMBEN RI NPT: : AB25E4110199 atau DESDM RI NPT : AC66E1054104

Semoga info tentang seluk-beluk oli/pelumas dan cara memilih oli yang sesuai dengan motor Anda ini bermanfaat, sehingga Anda tidak salah pilih ketika membeli oli di toko.

Posting Komentar untuk "Begini Cara Memilih Pelumas Motor"