Jenis-Jenis Biji Kopi Terpopuler Di Dunia dan Keistimewaannya: Arabika, Robusta, Liberica, dan Excelsa

jenis kopi di dunia

Siapa tidak pernah minum kopi? Meskipun kopi bukan minuman "wajib" di Indonesia, namun sebagian besar orang pernah setidaknya mencicipi kopi. Hal ini berbeda bagi penggemar kopi, secangkir kopi barangkali tidaklah cukup dalam sehari untuk menyegarkan hari mereka.

Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil dan eksportir kopi terbesar di dunia. Industri dan minat masyarakat terhadap kopi di Indonesia juga semakin meningkat, membuat kopi menjadi suatu kebutuhan hidup dan gaya hidup bagi masyarakat Indonesia.

Sebagai penikmat kopi, pernahkah kamu memikirkan jenis biji kopi yang kamu minum? Secara umum, ada empat jenis utama biji kopi yang tersedia secara komersial, yaitu arabika, robusta, liberica, dan excelsa. 


JENIS KOPI TERPOPULER

4 jenis kopi paling populer di dunia (via Mitraagro.org)


Artikel ini akan membahas berbagai jenis biji kopi yang populer di dunia, memperkenalkan keistimewaan masing-masing, dan memberikan tips bagaimana memilih biji kopi terbaik sesuai dengan selera kamu.

1. Kopi Arabika (Coffea Arabica)

biji kopi arabica
Biji kopi Arabica



Biji kopi arabika adalah salah satu jenis biji kopi yang sangat populer dan tersebar luas di seluruh dunia. Banyak orang memilih biji kopi arabika karena cita rasa yang nikmat dan kualitas yang baik. Hingga 80% pasar kopi dunia didominasi oleh biji kopi arabika ini. 

Meskipun populer, tanaman kopi arabika sangat peka terhadap lingkungan dan rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, perawatan tanaman harus dilakukan dengan baik agar hasil panen optimal.

Biji kopi Sumatra arabika 


Asal-usul Kopi Arabika

Kopi Arabika (Coffea arabica) diduga diklasifikasikan pertama kali oleh seorang ilmuwan Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von Linné) pada tahun 1753. Jenis kopi ini asal usulnya bersumber dari Brasil dan Etiopia.

Ada dua pendapat mengenai penamaan kopi Arabika. 

Pertama, kopi Arabica disebut demikian karena berasal dari tanaman kopi yang ditemukan di wilayah pegunungan Ethiopia, yaitu kebun-kebun kopi Arabika. Nama ini berkembang dan digunakan sebagai istilah untuk mengidentifikasi jenis biji kopi ini. 

Namun juga ada pendapat bahwa penamaan kopi arabika karena disebarkan ke penjuru dunia oleh orang-orang Arab sehingga disebut Arabika.

Menurut catatan sejarah, para pedagang Arab memainkan peran penting dalam penyebaran kopi dari Ethiopia ke berbagai penjuru dunia seperti Arab Saudi, Mesir, dan Yaman. 

Mereka juga berkontribusi dalam mempopulerkan konsumsi kopi sebagai minuman. Oleh karena itu, nama "Arabica" mungkin berasal dari peran penting para pedagang Arab dalam penyebaran biji kopi ini ke seluruh dunia. 

Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa kopi Arabica memiliki sejarah panjang dan beragam dalam hal penyebaran dan popularitasnya.

Di Indonesia, kopi arabika pertama kali tiba di Batavia pada tahun 1696 dan ditanam di perkebunan Kedawoeng. Namun, tiga tahun kemudian, tanaman kopi itu mati karena gempa dan banjir. Kemudian, bibit baru diterima dan ditanam di daerah lain. 

Pada tahun 1876, kopi Arabika mengalami kehancuran akibat serangan penyakit karat daun. Saat ini, area tanaman kopi Arabika di Indonesia hanya tersisa sekitar 10% di Aceh Tengah, Malang, Jember, Bali, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Biji kopi Arabica Flores Bajawa premium


Karakteristik Kopi Arabika

Kopi arabika yang berkualitas memiliki ketebalan rasa ringan (body), tingkat keasaman segar, dan aroma yang kompleks. Rasa kopi arabika lebih lembut, manis, dan nyaman bagi kebanyakan orang. 

Kandungan kafein pada kopi arabika - sekitar 0.8-1.4% - juga lebih rendah dibandingkan kopi robusta. Bagi yang menyukai kopi dengan rasa segar, aromatik, dan mudah diminum, biji kopi arabika adalah pilihan yang tepat.

2.  Kopi Robusta (Coffeea Canephora)

biji kopi robusta
Kopi robusta 


Robusta adalah jenis kopi yang memiliki produksi kedua terbanyak di dunia setelah arabika. Indonesia sendiri menjadi salah satu penyumbang besar produksi kopi robusta di dunia. 

Tanaman robusta memiliki karakteristik yang sangat toleran terhadap lingkungan dan memiliki kekebalan terhadap berbagai jenis penyakit. 

Tanaman kopi robusta dapat tumbuh dengan baik pada berbagai ketinggian, tetapi lebih menyukai iklim panas dan curah hujan yang tidak stabil. Kemampuan tanaman ini bertahan dikaitkan dengan kandungan kafein yang tinggi sebagai pestisida alami dan sumber perlindungan diri.

Meskipun begitu, kualitas buah kopi robusta lebih rendah dibanding arabika dan harganya relatif lebih murah.

Asal-Usul Robusta di Indonesia


Kopi robusta adalah sebutan umum untuk salah satu varietas Coffea canephora, yaitu Coffea canephora var. Robusta. Ada dua varietas utama Coffea canephora, yaitu robusta dan nganda. 

Nama "robusta" diambil dari kata "robust" yang berarti kuat, karena tanaman ini memang lebih tahan terhadap hama dan lebih mudah dalam perawatannya. 

Asal-usul kopi robusta (Coffea canephora) diduga berasal dari hutan equator Afrika dan diperkenalkan ke berbagai wilayah dunia melalui perdagangan dan ekspansi perkebunan kopi. 

Ia pertama kali ditemukan dan dikultivasi di Kongo dan kemudian dibawa ke beberapa negara lain seperti Vietnam, India, dan Indonesia. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu penghasil kopi robusta terbesar di dunia.

Di Indonesia kopi robusta didatangkan pada tahun 1900 oleh Belanda kepada petani di Jawa Timur. 
Seperti halnya jenis Liberika, kopi Robusta juga dibawa untuk mengatasi serangan penyakit karat daun. 

Tanaman ini memiliki pertumbuhan yang kuat, mudah dipelihara, dan memiliki hasil produksi yang lebih tinggi. Saat ini, kopi Robusta mendominasi sekitar 90% luas tanaman kopi di Aceh, Tapanuli, Lampung, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, dan Sumatera Selatan.

Biji Kopi Robusta Temanggung


Karakteristik Kopi Robusa

Kopi robusta memiliki rasa yang tebal dan banyak digambarkan sebagai kopi yang pahit. Namun, selain itu, robusta juga memiliki tekstur yang lembut, tingkat keasaman yang rendah, dan seringkali memiliki rasa yang mirip dengan cokelat hitam. 

Banyak masyarakat Indonesia yang menikmati kopi robusta, terutama saat dikonsumsi bersamaan dengan cemilan manis seperti pisang goreng atau kue. Karena rasanya yang khas dan tebal, kopi robusta cocok untuk dikonsumsi dengan campuran susu dan/atau gula.

3. Kopi Liberika (Coffea Liberica)

biji kopi liberica


Liberica adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia, Afrika Barat. Nama Liberica diambil dari negara asalnya, Liberia. 

Ini adalah salah satu jenis kopi yang unik dan paling jarang ditemukan di dunia. Secara keseluruhan populasi Liberika hanya sekitar 1 persen dari jumlah total populasi tanaman kopi di dunia. 

Berbeda dari arabika dan robusta, Liberica memiliki bentuk buah yang lebih besar dan berbeda, serta aroma dan rasa yang berbeda juga. 

Buah kopi Liberica memiliki bentuk lonjong meruncing dan biji memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan biji Robusta atau Excelca, sangat mirip dengan biji Kurma. Batang pohon Liberica juga lebih besar dan daun lebih lebar dibandingkan Excelca.

Liberica memiliki aroma khas dan kuat, dan seringkali dideskripsikan sebagai memiliki rasa "herbaceous" atau seperti rumput. Biji kopi ini berukuran besar dan tidak simetris, namun memiliki aroma unik menyerupai bunga dan buah-buahan. 

Kopi Liberica juga dikenal dengan sebutan kopi Azizah, Buryah, atau Nangkah karena aroma mirip nangka. 

Secara umum, kopi liberika memiliki rasa smoky yang mirip tembakau, 'woody', dan aftertaste 'earthy'.

Umumnya, kopi Liberica memiliki rasa smoky yang dikatakan mirip dengan tembakau, kayu, dan aftertaste yang terasa seperti tanah.

Biji kopi Liberica (Coffeeaffection.com)


Asal-Usul Liberika di Indonesia


Kopi liberika saat ini sudah sangat jarang ditemukan, namun Indonesia masih menjadi salah satu negara yang memproduksinya, terutama di daerah Bengkulu dan Jambi. 

Kopi Liberica awalnya berpusat di Lampung, Tanjung Jabung (Jambi), dan Tulang Pisau (Kalimantan Tengah), serta beberapa tanaman masih bertahan hidup di Jawa Timur.

Menurut Peneliti Pascapanen Kopi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Ir Yusianto, kopi Liberica dibawa ke Indonesia oleh Belanda pada tahun 1870-an. Kopi ini termasuk jenis Arabika.

Varietas kopi Liberica bukanlah tanaman kopi yang pertama kali ditanam di Indonesia. Ini bermula karena serangan virus Hemileia Vastatric pada tanaman kopi Arabika lainnya pada tahun 1870-an.

Untuk mengatasi serangan virus ini, jenis kopi Liberica dari wilayah Monrevia dan Liberia dibawa ke Indonesia pada tahun 1875. Jenis kopi ini dibawa untuk menggantikan kopi Arabika yang terkena virus, namun ternyata juga tak bisa dikembangkan.

Ternyata, jenis kopi Liberika ini juga tidak tahan virus karat daun. Namun masih ada sisa-sisa pohonnya hingga sekarang.

Kopi Liberica mukapayung - 200 gram


Karakteristik Kopi Liberika


Jenis kopi Liberika memiliki tingkat kafein yang lebih tinggi dibandingkan jenis kopi Arabika, dan sering digunakan sebagai bahan pencampur untuk memperkaya aroma kopi. 

Meskipun jarang ditemukan, Liberika memiliki potensi untuk dicampurkan dengan jenis kopi lain untuk menciptakan rasa dan warna yang unik.

Liberika sering dicampurkan dengan jenis kopi lain untuk membuat blend kopi. Untuk merasakan citarasanya, Liberika lebih enak dinikmati saat diolah menjadi espresso atau latte.

Kopi Liberika memiliki rasa yang kental, pahit, dan aroma kuat. Biasanya kopi ini dikombinasikan dengan susu atau gula untuk memperoleh tekstur yang lembut dan nyaman saat diminum.

4. Kopi Excelsa

biji kopi exelsa
Kopi Excelsa


Di antara ketiga jenis kopi lain, nama kopi Excelsa paling jarang terdengar. Kopi Excelsa dianggap minim peminat, karena cita rasanya terlalu asam dan dominan pahit. Ukuran bijinya juga lebih besar dari kopi Arabica ataupun Robusta. Varietas ini juga mampu berbuah sepanjang tahun dan mudah dibudidayakan.

Excelsa adalah salah satu jenis kopi yang jarang ditemukan dan berasal dari Afrika Barat dan Asia Tenggara.

Kopi Excelsa ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis dan ahli taxonomi asal Perancis. 

Dia menemukan kopi ini di sekitar aliran Sungai Chari tidak jauh dari Danau Chad di Afrika Barat. Mulanya tanaman ini disebut Coffea Excelsa, kadang-kadang disebut juga sebagai Coffea dewevrei.

Dikemudian hari kopi ini tidak dianggap sebagai spesies tersendiri melainkan digolongkan sebagai varietas Kopi Liberika dengan nama ilmiah Coffea liberica var. dewevrei. Hal ini karena kemiripan bentuk tanaman serta lingkungan tempat hidupnya.

Tumbuhan kopi excelsa mempunyai ketinggian 6 sampai 9 meter dan hidup di ketinggian yang mirip dengan kopi liberika. Akan tetapi, karakteristik kopi excelsa sangatlah berbeda dibandingkan dengan kopi liberika.

Hingga saat ini klasifikasi dan nama ilmiah Kopi Excelsa masih diperdebatkan, tak heran bila kopi ini memiliki banyak nama sinonim.

Roasting biji kopi exelsa 1kg Medium to Dark


Asal-Usul Excelsa di Indonesia

Kopi Excelsa tidak banyak diperdagangkan, dimana lebih dari 90% perdagangan kopi dunia didominasi jenis Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Sehingga budidayanya juga dilakukan secara terbatas. 

Di Indonesia, kopi exelsa menyebar ke daerah melayu dan menurut petani di daerah betara, Tanjung Jabung Barat excelsa sudah ditanam tahun 1960 di daerah tersebut.

Kopi Excelsa juga bisa ditemukan di perkebunan kopi dataran rendah seperti Jambi dan Kepulauan Riau. Sedangkan di Pulau Jawa banyak ditemui di daerah Jombang, Malang dan Banyuwangi.

Jenis ini sekarang sedang dikembangkan kembali di Indonesia sebagai kopi specialty. Beberapa jenis kopi specialty yang telah mendunia antara lain : Gayo Coffee, Mandheling Coffee,Toraja Coffee, Bali Kintamani Coffee, Flores Bajawa Coffee dan Baliem Coffee.

Kopi Lagu Exelsa 500 gram


Karakteristik Kopi Excelsa


Kopi Excelsa memiliki ciri khas yang membedakannya dengan jenis kopi lain. Aromanya sangat kuat, namun memiliki rasa yang halus dan tingkat kafein yang lebih rendah dibandingkan kopi Robusta. 

Rasa asam kopi Excelsa juga cukup kuat, beberapa orang mengatakan bahwa aroma kopi ini mengingatkan pada aroma buah nangka, mangga, atau pisang rebus.

Kopi Excelsa memiliki cita rasa yang unik dengan rasa sedikit asam dan aroma yang mengingatkan pada buah. Namun, pada saat yang sama, rasa kopi ini juga dapat terasa tebal, mirip seperti kayu yang terbakar, serta memiliki aroma dan rasa yang kompleks. Keunikan inilah yang membuat kopi Excelsa banyak dicari oleh para penggemar kopi.

Excelsa memiliki rasa yang manis dan unik, dengan aroma yang kuat dan fruitiness. Ia sering digunakan sebagai campuran dalam blend kopi dan biasanya dicampur dengan Arabika atau Robusta. 

Proses penyeduhan menjadi faktor penentu nikmat tidaknya kopi excelsa.

Agar menghasilkan cita rasa kopi Excelsa yang istimewa, kopi harus diseduh dengan air mendidih langsung, dan bukan air panas dari dispenser atau termos. 

Setelah diseduh dan diaduk, cangkir atau gelas ditutup selama 1-2 menit. Dengan cara ini kopi akan benar-benar “matang” saat diseduh dan akan menghasilkan endapan atau ampas di bagian bawah.

penutup
Kopi Luwak asli Indonesia


Dengan adanya beragam jenis biji kopi yang tersedia, memilih kopi yang sesuai dengan selera tidaklah sulit. Kopi Arabika adalah jenis biji kopi yang paling populer dan tersebar luas, menawarkan cita rasa yang nikmat dan kualitas yang baik. Namun, perawatan tanaman harus dilakukan dengan baik agar hasil panen optimal. Kemudian ada kopi Robusta, yang memiliki rasa kuat dan kental, serta banyak digunakan dalam campuran kopi. Liberica dan Excelsa, meskipun jarang ditemukan, memiliki keistimewaan tersendiri dalam hal cita rasa dan aroma. 

Dalam memilih biji kopi, selalu pertimbangkan cita rasa dan aroma yang diinginkan serta faktor lain seperti kandungan kafein. Semoga artikel ini dapat membantu menentukan biji kopi yang tepat untuk menikmati secangkir kopi segar dan nikmat setiap harinya.

Posting Komentar untuk "Jenis-Jenis Biji Kopi Terpopuler Di Dunia dan Keistimewaannya: Arabika, Robusta, Liberica, dan Excelsa"