Delivery / Pesan Antar

Created by AMA Story

Malam weekend biasanya aku bermain berdua dengan temanku di kamar kosanku, kami biasanya bermain game online bersama untuk melepas sepi dan jenuh di kosanku. Karena pada hari itu biasanya kosan sepi dan keempat teman kosanku pulang ke rumahnya masing masing.

Aku dan temanku ini biasa main sampai lupa waktu dan tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 00:30 WIB,

"Suf ... Suf, lapar tak? Perutku da nendang nendang nih" panggilku setelah keluar dari room multiplayer.
"Weh sama nih ... aku juga dah laper, kamu sih ga ingetin buat cari makan" celetuk Suf sambil berdiri dari kursinya lalu mengambil minum.

"Halah, namanya juga lagi main game kan ... jelas kita jadi agak lupaan buat makan sangking serunya." ujarku sambil memeriksa hape, "lalu kita mau mesen apa nih? jam segini mah udah kaga ada restoran atau warung yang buka, palingan juga warkop." tambahku.

"Warkop ... yaudah pesen kaya biasa aja" Ujar Suf sambil lanjut duduk di depan laptopnya.

Aku mengangguk dan langsung memesan menu yang biasa kami makan. Pesan pun terkirim lalu aku kembali bermain game online dengan Suf sambil menunggu pesanan kami. 2 jam pun berlalu dan pesanan tidak kunjung datang, Aku dan Suf berhenti sejenak karena merasa resah, kesal dan lapar. Karena baru kali ini pengiriman pesanan lama dari biasanya.

Kami mencoba untuk mencoba bepikir positif, mungkin saja warkopnya lagi rame jadi si abang abangnya lagi pada sibuk.

"Suf gimana nih? Tumbenan aja warung langganan kita lama banget nganternya." ujarku sambil memegangi perut yang meronta ronta.

"Ah ... samalah, tunggu aja lagi sekitar sejam lagi, kalo masih belum diantar telpon ajalah" ujar Suf sambil duduk di kasurku dan minum airnya lagi.

Aku menghela nafas dan kembali melototin laptop lalu surfing di internet untuk melepas penat dan rasa lapar sementara. Begitu juga dengan Suf yang kembali membaca komik di Internet. Lama menunggu hingga sejam berlalu, pesanan tidak kunjung datang. Lalu Suf mengisyaratkanku untuk menelepon warkop tempat kami langganan.

Sebenarnya kami bisa menghampiri warkop tersebut karena jaraknya yang agak jauh, mungkin sekitar 2 km dari kosanku. Tapi kami urungkan niat, karena hari ini lebih tepatnya sore tadi baru saja ada yang meninggal dan halaman depan serta jalan di depan kosanku agak remang remang, sedangkan juga kami tidak memiliki motor untuk berkunjung ke warkop itu.

Aku membuka hapeku dan memeriksa hapeku, lalu terheran heran melihat 2 pesan beruntun dari nomor yang dengan pengiriman yang hanya memakan jeda 1 menit dari pas pertama kali kita mengeluh karena lama menungu.

[Isi Pesan]

Warkop (02:31 WIB) : Bang ... Maaf ... (Ikon tengkorak)
Warkop (02:32 WIB) : Bakal Lama ... (Ikon Tengkorak)
[Tutup Pesan]

Aku dan Suf memandang satu sama lain,
"Kok Dingin ya" ujarku memecah keheningan sementara.
"Ntahlah, istirahat yuk ... aku dah ga enak apalagi ngelihat icon tengkorak yang dikirim bersamaan dengan pesannya" Ujar Suf yang sepertinya berpikiran sama denganku.

Akhirnya setelah kami membaca pesan itu, kami beristirahat di tempat yang kami tentukan sejak sore tadi sambil melupakan rasa lapar kami. Tidak berapa lama aku melihat sudah terlelap lebih dulu dariku, dia terlihat sangat nyenyak tiduran di atas sofa. Aku yang sedang tidur di kasur, berniat menyusul tidurnya akan tetapi semuanya buyar ketika aku sudah mulai memasuki mimpi.

Tok Tok Tok ...

Aku mendengar suara ketukan pintu, diserta suara perempuan. Aku bergidik ngeri karena, mana mungkin ada perempuan mengetuk pintu kosan di waktu malam seperti ini. Awalnya aku ingin membangunkan Suf, tapi karena dia sudah sangat nyenyak akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka pintu.
Krieet~

"Ada yang bisa saya ban-"
Aku terdiam sejenak, karena aku tidak melihat seorangpun di luar kosanku, 'Ini serius ga ada orang? lalu ketukan dan suara perempuan tadi sapa?' ujarku dalam hati sambil berkeringat dingin. Ketika aku ingin membalikkan badan, aku melihat ada 3 batu kecil di dekat pintu kosanku. Tiba tiba saja, angin dingin lewat di sampingku disertai suara perempuan itu, tapi kali ini lebih jelas dan sepertinya aku mengenalinya.

"Samuel ... ini pesanan kamu ... maaf lama" ujarnya terputus putus.
"Hah?? pesanan?" ujarku pelan sambil membalikkan badan.

Aku menghela nafas lega, ternyata yang kulihat setelah membalikkan badanku adalah Shi yang sedari tadi berdiri di depan pagar kosanku. Shi adalah anak sulung yang cantik dari pemilik kosanku sekaligus pengantar pesanan dari warkop langgananku.

Aku menghampirinya lalu mengambil pesananku dan memberika sejumlah uang sesuai dengan harga pesananku. Aku berterima kasih padanya, tapi dia hanya mengangguk diam tidak seperti biasanya dimana dia suka berceloteh ketika aku mengambil pesananku darinya. Aku menghitung jumlah pesananku sebelum kembali ke kamar dan berpamitan dengan Shi.

Belum sempat aku pamit, Shi sudah menghilang dan tidak ada di tempatku. Aku mencoba berpikir positif, mungkin saja memang ada kesibukan disana jadi Shi harus terburu buru untuk kembali ke Warkop itu.
Setelah pesananku sampai, aku mengunci kamarku lalu membangunkan Suf yang tidur nyenyak di atas kasur.
"Hei ... Suf, bangunlah kamu ... dan buset dah cepat amat pindah tempatnya" ujarku sambil mencandainya.
"Err ya ... jam berapa sekarang, owh well ... sudah jam 3an ternyata. Btw, kau tadi ngobrol ma siapa?" ujar Suf bangun sambil melototiku.

"owh tadi Shi, anak yang biasa nganterin pesanan orang orang di kampung ini, ada apa emangnya? Kamu kenal dia?" Tanyaku heran, "oya pesanan kita dah sampai makan dulu gih" ujarku sambil membuka bungkus pesanan.

"Eh Seriusan Shi yang nganter?? Coba gih lo check dulu makanannya! ini real atau cuma dedaunan." Tegas Suf sambil menarik mundur dirinya.

"Ah ... ada apasih? kok tiba tiba lo takutan gitu? Nih seriusan dah pesanan kita, lo masih ngimpi kali coba cuci muka dan jawab gih pertanyaan gua tadi" ujarku bertanya tanya dengan kelakuan Suf yang tiba tiba saja berubah mendengar nama 'Shi'.

"Kok bener ya? biasanya kalo orang meninggal nganter makanan harusnya makanan yang diantar bohongan.kaya di film-film. Eh-"

"Kenapa lo tiba tiba diam?? kenapa lo bilang tadi Shi itu sudah meninggal, Seriusanlah ... ini malam lho, lo jangan becanda deh ..." ujarku gugup mendadak sambil merasa tiba tiba saja sekitarku menjadi dingin sekejap.

"Err, maaf deh ... kalo begitu kita makan aja, matiin kipasmu gih ... pantes saja suasana dingin sekejap dan menegang. Kita lanjutkan pembicaraan tadi nanti pagi" ujarnya sambil melanjutkan makan.

"Ah ... baiklah, aku dah kenyang ... nih setengahnya buatmu aja soalnya aku mendadak ga nafsu setelah dengar kata 'meninggal'" Ujarku sambil beranjak ke kasur dan mulai mengistirahatkan kepalaku.

"Maaf ya, aku makan duluan Sam ... oya, Shi itu sahabatku sejak SMA dan temanmu sejak SMP, itu katanya Shila terakhir aku bertemu dengan dia." Ujar Sufyan sambil melanjutkan makannya.
Aku hanya mengangguk pelan, lalu tertidur di atas kasur.

Pagi harinya sekitar jam 7 pagi, aku terbangun dari kasur dan melihat pintu kamar kosanku sudah terbuka, lalu kulihat suf sedang mengobrol dengan seseorang, tapi aku masih tidak tahu dengan siapa dia berbicara karena aku baru bangun tidur.

Aku beranjak dari kasurku dan menghampiri Suf,
"Eh Sam, da bangun? well sini sini, kita ngobrol masalah tadi malam." Ujarnya yang tiba tiba mendadak memanggilku.

"Ada apa? Dan kamu tadi mengobrol dengan siapa?" tanyaku sambil duduk di kursi kayu.
"Entah kamu mau percaya atau tidak, tapi-"
"Yasudah silahkan saja kamu jelaskan semua, hal buruk atau hal baik yang menimpanya aku terima dengan lapang dada" ujarku dengan keadaan lesu setelah memotong ucapannya Suf.

Kulihat dia menghela nafas, dan menceritakan keseluruhan dari kenapa dia bisa agak telat ke kosanku sampai kenapa Shi baru bisa mengantar pesanan kami malam itu. Aku terkejut dengan ucapannya,
ternyata Shi yang malam kemarin aku temuin adalah arwahnya, saat itu Warkop langganan sedang rame ramenya, dan terlihat shila serta pegawai warkop lainnya sedang Bekerja seperti biasanya, tapi semua itu hilang sekejap dari pandangan mata.

Katanya mereka tidak sempat menolong atau memperingati orang orang di warkop itu, Shi dan penghuni Warkop tewas sore tadi akibat tertimpa pohon besar yang tumbang. dan jasad mereka hancur, sedangkan untuk Shi, menurut orang yang tadi berbicara dengan Suf.

Shi terlihat meminta bantuan dengan suara yang parau dalam keadaan dia menahan sakit, sepertinya orang yang berbicara ke Suf ingin cepat menolongnya tapi sayanganya dia masih kalah cepat dengan laju Truk yang tidak melihat keadaan saat itu.

Shi Tewas di tempat setelah tertabrak truk di sampingnya, Sufyan yang katanya mendengar hal itu segera pulang dari kantornya untuk menghampirinya dan membantu penguburan jasadnya Shila. Sedangkan aku yang masih di kuliah tidak bisa pulang dulu karena masih ada sedikit kesibukan.

Aku yang mendengar ceritanya langsung syok berat, tiba tiba saja aku menangis ketika mengingat wajah cantik dan mempesona darinya. Aku menunduk menyesal karena tidak sempat pulang untuk membantu Suf. Tapi Aku menangis bahagia karena sudah bertemu dengannya meskipun dengan wujud dirinya yang sudah tidak ada di dunia.
"Selamat jalan sahabatku, semoga arwahmu tenang di alam sana."

Horror Crepy Pasta Indonesia Sumber
Asyah Muhktar Al Anshari User

2 komentar untuk "Delivery / Pesan Antar"

  1. Serem banget sih, menghibur banget. Bikin yang kaya gini lagi gan :D

    BalasHapus
  2. wah seram banget gan ceritanya juga mudah dipahami thank sob

    BalasHapus