Cara Mengukur Kadar Oksigen Darah Dengan Oxymeter

ukur kadar oksigen darah dengan OXYMETER
Aneka oxymeter


Apa itu Oxymeter. Cara menggunakan Oxymeter untuk mengukur oksigen darah atau saturasi. 

Oxymeter (oksimeter ) atau disebut juga pulse oximeter atau oksimeter nadi merupakan alat yang mampu mendeteksi tingkat oksigen di dalam darah seseorang tanpa merasakan sakit.

Selama berlangsung pandemi Covid-19, banyak pasien yang positif Covid-19 mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah atau saturasi.

Seperti diketahui, Covid-19 merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang bisa memicu saturasi oksigen rendah. 

Bagi pasien Covid-19 yang mengalami gejala ringan disarankan melakukan isoman (isolasi mandiri) di rumah. Hal ini mengingat terbatasnya daya tampung di rumah sakit bagi pasien Covid.

Selain menyediakan obat dan vitamin, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri juga disarankan memiliki oksimeter (oxymeter) untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.

Dengan demikian pasien isoman bisa mengukur saturasi oksigen menggunakan oksimeter agar bisa memantau perkembangan kadar oksigen dalam darahnya.

Saturasi oksigen merupakan ukuran persentase oksihemoglobin atau hemoglobin yang terikat oksigen dalam darah. Saturasi oksigen juga menjadi parameter penting untuk menentukan kandungan oksigen darah dan pengiriman oksigen. 

Untuk orang dewasa, tingkat normal saturasi oksigen arteri (SaO2) adalah antara  95 – 100 persen. 

Jika kurang dari 90 persen maka dianggap rendah dan membutuhkan tambahan oksigen eksternal, karena dapat menyebabkan keadaan darurat klinis.

Bahaya saturasi oksigen rendah 


Saturasi oksigen yang rendah bisa memicu hipoksemia, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat mengirim oksigen ke semua sel, jaringan, dan organ. Hal tersebut juga bisa memicu berbagai gejala berikut: 

- sesak napas 

- sakit kepala 

- kegelisahan 

- pusing 

- pernapasan cepat

- nyeri dada 

- kebingungan 

- tekanan darah tinggi 

- kurang koordinasi 

- gangguan penglihatan 

- perasaan euforia 

- detak jantung cepat. 

Selain gejala di atas, hipoksemia juga bisa memicu stroke, trutama saat suplai oksifen ke otak berkurang.

Manfaat Oxymeter


Untuk mengukur saturasi oksigen digunakan alat yang disebut oxymeter atau oksimeter nadi.

Alat ini merupakan perangkat clip-on yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dengan cara dipasang ke jari, pergelangan tangan, kaki, atau area lain yang dapat membaca aliran darah.

Merangkum dari Healthline dan Medical News Today, alat ini dapat digunakan untuk memantau kesehatan individu dengan jenis kondisi apa pun yang dapat memengaruhi kadar oksigen darah. Beberapa kondisi tersebut antara lain sebagai berikut.

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) :

Asma
Radang paru-paru
Kanker paru-paru
Anemia
Serangan jantung atau gagal jantung
Kelainan jantung bawaan
Pneumonia
Reaksi alergi

Selama pembacaan oksimetri nadi, oksimeter ditempatkan pada jari tangan, daun telinga, atau jari kaki. Sinar kecil cahaya melewati darah di jari akan mengukur jumlah oksigen. 

Ini dilakukan dengan mengukur perubahan penyerapan cahaya dalam darah teroksigenasi atau terdeoksigenasi. Oksimeter pulsa dengan demikian akan dapat memberi tahu tingkat saturasi oksigen beserta detak jantung.

Cara Menggunakan Oxymeter/Oksimeter

cara memakai Oxymeter
Cara menggunakan Oxymeter (Eastofseattle.news)


Cara menggunakan oksimeter untuk mengukur saturasi oksigen ini pun cukup mudah seperti yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Berikut cara mengukur saturasi oksigen mengunakan oksimeter :

- Cuci tangan sebelum menggunakan oksimeter. Kuku harus bersih, tidak panjang dan tidak terdapat cat kuku.
- Nyalakan oksimeter dengan menekan tombol ON.
- Jepit di ujung jari, dengan kuku menghadap ke atas dan lihat hasilnya dalam beberapa detik.

Arsip Lain:

Cara membaca kadar oksigen di oksimetri


Oksimetri nadi biasanya merupakan tes yang cukup akurat dengan tingkat kegagalan sebanyak 2 persen. Misalnya, jika pembacaan oksimetri 82 persen, bisa jadi tingkat saturasi oksigen yang sebenarnya 80 hingga 84.

Namun, faktor-faktor seperti gerakan, suhu, atau cat kuku dapat memengaruhi akurasi. Biasanya, lebih dari 89 persen darah harus membawa oksigen. Ini adalah tingkat saturasi oksigen yang dibutuhkan untuk menjaga sel-sel tetap sehat.

Meskipun memiliki saturasi oksigen di bawah ini untuk waktu sebentar tidak diyakini menyebabkan kerusakan, tetapi kondisi ini akan membahayakan jika penurunan tingkat saturasi oksigen terjadi secara berulang.

Tingkat saturasi oksigen 95 persen dianggap normal bagi sebagian besar individu sehat. Tingkat 92 persen menunjukkan potensi hipoksemia, yakni kekurangan oksigen yang mencapai jaringan dalam tubuh.

Mengukur saturasi oksigen tidak perlu dilakukan sepanjang hari, namun dilakukan pada saat terjadi perubahan kondisi dalam tubuh.

Itulah cara mengukur kadar oksigen dalam darah menggunakan oksimeter, seperti dilansir dari Kompas.com. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Cara Mengukur Kadar Oksigen Darah Dengan Oxymeter"