Sejarah Dan Fakta Menarik Seputar Black Friday

sejarah black friday dan fakta-fakta yang menarik



Setiap akhir November, Black Friday selalu menjadi topik pembicaraan yang ramai. Black Friday merupakan hari yang penting bagi jutaan orang di beberapa negara, terutama di Amerika Serikat. Hari ini sangat dinanti oleh banyak orang di seluruh dunia, meskipun terlihat menakutkan, karena diperingati sebagai Hari Belanja Sedunia.

Kapan black Friday? Acara ini biasanya diadakan setelah perayaan thanksgiving. Jika thanksgiving dilakukan pada hari kamis bulan November, maka black Friday dilakukan pada Jumat pada bulan November. 

Di hari Black Friday, orang-orang di Amerika Serikat memiliki kesempatan untuk berbelanja dengan mendapatkan banyak penawaran harga menarik. Banyak toko dan pusat perbelanjaan yang membuka hingga larut malam untuk menawarkan diskon besar-besaran, mulai dari 20 persen, 50 persen hingga 70 persen.

Bahkan, ada juga yang menawarkan beli satu dapat dua. Black Friday dapat dianggap sebagai hari raya bagi mereka yang gemar berbelanja.

Meskipun ini menjadi hari yang sangat dinanti, namun sebenarnya Black Friday memiliki sejarah kelam yang terkait dengan perbudakan.

Nah seperti apa sejarah dari Black Friday, berikut ulasannya.

Sejarah Black Friday


Berdasarkan informasi yang dinukil dari berbagai sumber, istilah Black Friday ternyata memiliki beberapa versi cerita tentang asal-usulnya. 

Pasar Saham Anjlok

Salah satunya menyebutkan bahwa Black Friday bermula ketika Amerika Serikat mengalami krisis pada 24 September 1869. Hal tersebut diakibatkan karena harga pasar emas sangat turun. 

Pada saat itu, Jay Gould dan Jim Fisk yang merupakan pemodal besar di Wall street bekerjasama guna memborong emas dari negara. Mereka berharap bisa mendapatkan keuntungan saat harga emas naik. 

Namun, bukannya harga emas makin naik. Harga emas pada saat itu justru terjun bebas. Pasar saham juga hancur, sehingga banyak membuat orang bangkrut.  

Para investor yang mengalami kerugian mulai dari investor kakap hingga kelas teri seperti para petani yang ikut membeli emas dan saham, melakukan aksi jual portofolionya di harga terendah agar tidak mengalami kerugian yang semakin besar.

Kejadian itu juga membuat perekonomian Amerika Serikat mengalami turun drastis selama bertahun-tahun. Sehingga hari Jum'at pada hari itu dinamakan black Friday atau jumat hitam.

Kisah Perbudakan dibalik Black Friday

Ada cerita lain yang menyebutkan bahwa Black Friday memiliki kaitan dengan sejarah perbudakan di Amerika Serikat. Menurut cerita ini, Black Friday mengacu pada hari Jumat ketika para pedagang budak Afrika dijual dengan diskon besar-besaran setelah Thanksgiving.

Pada abad ke-19, para pedagang budak Afrika akan membawa budak-budak mereka ke pasar budak di kota selatan pada hari Jumat setelah Thanksgiving. Hari itu menjadi hari diskon besar-besaran, di mana para pedagang budak menawarkan harga yang sangat rendah untuk budak-budak mereka yang belum terjual agar dapat mengurangi persediaan mereka sebelum musim dingin tiba.

Namun, meskipun cerita ini telah tersebar luas, belum ada bukti yang kuat untuk menguatkan bahwa Black Friday secara langsung terkait dengan perdagangan budak pada masa lalu dan lebih bersifat mitos.

Dalam sejarahnya, Black Friday lebih sering dikaitkan dengan aspek perdagangan dan konsumsi modern daripada dengan sejarah perbudakan di Amerika Serikat. Namun, cerita ini memberikan gambaran tentang sejarah yang kompleks dan kontroversial dari perayaan perbelanjaan besar-besaran ini.

Kekacauan Setelah Thanksgiving di Philadelphia

Kisah lain tentang istilah Black Friday ini berasal dari kebiasaan orang-orang Philadelphia pada tahun 1960-an menggunakan istilah "Black Friday" untuk menggambarkan kekacauan dan kemacetan yang terjadi di kota tersebut setiap tahun setelah Thanksgiving.

Kekacauan itu dipicu akibatnya banyaknya turis yang berkunjung ke Philadelphia untuk menyaksikan pertandingan American Football antara US Navy dan US Army. 

Setelah pertandingan, banyak orang yang ramai-ramai berbelanja dan situasinya menjadi kacau tak terkendali karena banyaknya orang yang datang dari luar kota.

Polisi yang sibuk mengatur lalu lintas yang padat juga harus menangani perampokan toko yang banyak terjadi selama kekacauan tersebut. 

Menurut cerita tersebut, polisi dan pejabat kota Philadelphia menggunakan istilah "Black Friday" untuk menjelaskan situasi lalu lintas yang parah, banyaknya orang yang berdesakan di toko-toko dan pusat perbelanjaan, serta tingginya tingkat kejahatan yang terjadi pada hari itu.

Karena semua kejadian buruk tersebut terjadi setelah libur Thanksgiving, maka hari Jumat di akhir November selalu dikonotasikan dengan hal yang negatif.

Praktik Akuntansi

Namun, ada juga cerita lain yang menyebutkan bahwa istilah "Black Friday" sebenarnya berasal dari praktik akuntansi di mana warna hitam digunakan untuk menunjukkan keuntungan, dan warna merah untuk menunjukkan kerugian. 

Menurut cerita ini, toko-toko pada masa lalu akan mengalami kerugian sepanjang tahun, tetapi mereka akan mengalami keuntungan besar pada hari setelah Thanksgiving, sehingga hari itu disebut "Black Friday".

Dibalik istilah Black Friday  yang kian populer, berbagai upaya untuk menghilangkan konotasi negatifnya pun terus dilakukan. Misalnya pada tahun 1961 para pedagang Philadelphia mencoba mengubahnya menjadi 'Big Friday' untuk menghilangkan konotasi negatif. Tapi, upaya itu tidak berhasil.

Baru diakhir 1980-an upaya membuatnya lebih positif mulai membuahkan hasil. Para pedagang dan toko-toko pengecer menemukan cara untuk membuat black Friday menjadi sesuatu yang tercermin secara positif. Yaitu dengan memberikan penawaran penawaran menarik kepada para pelanggannya berupa diskon besar-besaran.

Strategi diskon besar ini pun membuahkan hasil dan memberikan dampak keuntungan besar bagi para pedagang. Dengan begitu catatan akuntansi toko menjadi hitam alias keuntungan, sehingga Black Friday pun menjadi tradisi pesta belanja tahunan terbesar. Hingga pada akhirnya kisah black Friday yang gelap di Philadelphia sebagian besar dilupakan.

Fakta Menarik Seputar Black Friday


Setelah melihat sejarah dari black Friday, kini kita beralih ke fakta unik yang menyelimuti hari belanja ini. Apa saja sih? Mari simak ulasan berikut ini.

1. Anjloknya Perekonomian Amerika Serikat
Seperti yang telah dijelaskan diatas, yang menginisiasi adanya black Friday yakni anjloknya perekonomian AS. Sejarah dan fakta menarik seputar black Friday ini tentu menjadi momen yang takan pernah terlupakan.

Karena peristiwa besar yang terjadi pada hari itu sangat memukul seluruh masyarakat Amerika. Mereka harus menjalani kehidupan yang berat. 

2. Pernah Berganti Nama
Istilah Black Friday sebenarnya pernah diganti menjadi Big Friday. Hal ini dilakukan guna meninggalkan konotasi negatif dari kata tersebut. Namun sayang, masyarakat lebih kenal dan lebih akrab dengan istilah black Friday. Sehingga nama black Friday terus digunakan hingga sekarang ini. 

3. Diakui Sebagai Hari Belanja pada 2001
Fakta menarik seputar black Friday berikutnya yakni baru diakui sebagai hari belanja pada tahun 2001. Awalnya warga Amerika sering melakukan belanja persiapan Natal. Mereka biasanya belanja setelah perayaan thanksgiving. Oleh karena itu, pada awal 2000an, istilah black Friday sebagai hari belanja resmi diumumkan. 

4. Menjadi Hari Libur 'Tak Resmi'
Saat black Friday, biasanya akan ada banyak diskon besar-besaran di tiap ritel. Seperti yang telah disinggung di atas, masyarakat AS akan melakukan belanja di hari itu, termasuk karyawan kantor. Oleh karena itu para karyawan banyak yang memanfaatkan momen ini untuk berbelanja kebutuhan Natal. Sehingga muncul istilah libur yang 'tidak resmi'.

5. Menjadi Hari Berbelanja
Menjadi hari berbelanja menjadi fakta menarik seputar black Friday nomor lima. Bagaimana tidak, awalnya black Friday menjadi istilah untuk menggambarkan peristiwa kelam, kini malah menjadi hari berbelanja. Seolah-olah peristiwa kelam tersebut sudah terkubur dalam-dalam. 

6. Menjadi Patokan Perekonomian
Banyak yang menganggap bahwa black Friday bisa menjadi patokan mengenai kondisi perekonomian suatu negara. Jadi, misalkan di tahun ini negara X pada black Friday mengalami penjualan yang sangat rendah, bisa dipastikan negara tersebut sedang mengalami kesusahan dalam perekonomian. 

7. Memburu Diskon Di Malam Hari
Fakta menarik seputar black Friday yakni banyak masyarakat Amerika yang lebih berburu diskon di malam hari. Karena biasanya pada malam hari akan tersaji promo menarik serta menjadi puncak hari belanja. Sehingga pada jam 20:00 hingga 22:00 akan mengalami lonjakan pesanan. 

8. Jadi Acara Yang Mendunia
Siapa sangka, black Friday yang awalnya hanya dirayakan di Amerika Serikat, kini justru dirayakan juga oleh negara-negara dunia. Rata-rata penjual yang ada di dunia akan memberikan diskon besar guna memeriahkan black Friday. Dengan begitu, masyarakat juga akan tahu dan lebih dekat dengan black Friday.

Bagaimana Black Friday di Indonesia?


Black Friday saat ini juga telah menjadi salah satu hari belanja dengan diskon besar di Indonesia. Meskipun tidak sepopuler di Amerika Serikat atau negara-negara lain yang merayakan hari tersebut, Black Friday semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat Indonesia.

Pada Black Friday, banyak toko-toko di Indonesia menawarkan diskon dan promosi khusus kepada pelanggan mereka. 

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Picodi pada tahun 2019, banyak pembeli di Indonesia yang berpartisipasi dalam mencari penawaran menarik pada acara ini. Namun, ternyata lebih banyak pria yang berbelanja dibandingkan wanita. 

Meskipun keduanya memiliki preferensi barang yang berbeda, baik pria maupun wanita sama-sama mencari baju dan pakaian. Selain itu, wanita cenderung mencari kosmetik dan parfum sedangkan pria lebih banyak membeli gadget.

Peningkatan popularitas Black Friday di Indonesia juga disebabkan oleh perkembangan teknologi dan e-commerce. Banyak situs e-commerce besar seperti Lazada, Shopee, dan Tokopedia yang menawarkan penawaran diskon besar-besaran pada Black Friday. Hal ini membuat Black Friday semakin mudah diakses oleh masyarakat Indonesia tanpa harus datang ke toko fisik.

Namun, walaupun Black Friday telah menjadi salah satu hari belanja penting di Indonesia, masih ada beberapa masyarakat yang mengkritik Black Friday karena dianggap mendorong perilaku konsumtif dan mempengaruhi nilai-nilai budaya lokal.

Penutup

Bagaimanapun, meskipun sejarah asal-usul istilah Black Friday masih menjadi perdebatan, namun kini istilah ini telah menjadi bagian dari budaya populer dan identitas perbelanjaan besar-besaran di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya di seluruh dunia.

Dalam perkembangannya, nama black Friday kemudian berkembang hingga menjadi hari belanja setelah perayaan thanksgiving. Rata-rata ritel akan menyuguhkan berbagai diskon menarik besar-besaran. Tujuannya agar perekonomian bisa lebih menguat. Hari itu juga dinamakan dengan 'Black Friday sale'. 

Posting Komentar untuk "Sejarah Dan Fakta Menarik Seputar Black Friday"