Setiap bulan Desember, dua nama kerap muncul bersamaan dalam perbincangan publik: Sinterklaas dan Santa Claus. Keduanya dikenal sebagai sosok pembawa hadiah, identik dengan anak-anak, dan lekat dengan suasana akhir tahun.
Namun, pertanyaan klasik pun muncul: apakah Sinterklaas dan Santa Claus sebenarnya orang yang sama, hanya berbeda sebutan?
Jawabannya tidak sesederhana “ya” atau “tidak”. Secara historis, keduanya memang berasal dari satu akar yang sama, tetapi dalam perkembangannya menjelma menjadi dua figur budaya yang berbeda.
Artikel ini membahas asal-usul, persamaan, perbedaan, serta satu elemen penting dalam tradisi Sinterklaas yang kini makin terpinggirkan: Zwarte Piet.
Akar Sejarah yang Sama: Santo Nikolas dari Myra
Baik Sinterklaas maupun Santa Claus berakar dari sosok nyata bernama Santo Nikolas (Saint Nicholas), seorang uskup yang hidup pada abad ke-4 di Myra, wilayah yang kini termasuk Turki.
Ia dikenal karena kemurahan hatinya dan berbagai kisah amal, terutama kepada anak-anak dan kaum miskin.
Legenda-legenda tentang Santo Nikolas inilah yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah Eropa dan berkembang menjadi tradisi lokal yang beragam.
Sinterklaas: Tradisi Khas Belanda dan Eropa Utara
Di Belanda dan Belgia, Santo Nikolas berkembang menjadi figur Sinterklaas. Ia digambarkan sangat dekat dengan identitas gerejawi:
- Mengenakan jubah uskup berwarna merah
- Memakai mitra (topi uskup)
- Membawa tongkat pastoral
- Datang menunggang kuda putih
Perayaan Sinterklaas berlangsung pada malam 5 Desember (Pakjesavond) dan dilanjutkan 6 Desember. Dalam tradisi populer, Sinterklaas diceritakan datang dengan kapal dari Spanyol untuk membagikan hadiah kepada anak-anak.
Santa Claus: Evolusi Budaya di Amerika
Ketika imigran Belanda membawa tradisi Sinterklaas ke Amerika, sosok ini mengalami transformasi besar. Nama Santa Claus merupakan adaptasi dari kata Sinterklaas, namun tampilannya berubah drastis.
Santa Claus modern digambarkan sebagai pria tua berjanggut putih, bertubuh gemuk, mengenakan pakaian merah, tinggal di Kutub Utara, dan membagikan hadiah pada malam Natal menggunakan kereta salju yang ditarik rusa.
Figur ini berkembang melalui sastra, ilustrasi, dan budaya populer hingga menjadi ikon global.
Persamaan dan Perbedaan Sinterklaas dan Santa Claus
Persamaan :
- Berasal dari figur Santo Nikolas
- Sama-sama pembawa hadiah
- Simbol kebaikan dan kemurahan hati
- Ikonik dalam tradisi anak-anak
Perbedaan Utama
Waktu perayaan:
Sinterklaas (5–6 Desember) | Santa Claus (24–25 Desember)
Penampilan:
Uskup religius vs figur sekuler
Nuansa budaya:
Tradisional-lokal vs global-modern
Zwarte Piet: Pendamping Sinterklaas yang Kini Makin Terpinggirkan
Dalam tradisi Sinterklaas klasik, terdapat sosok Zwarte Piet (Piet Hitam), yaitu pendamping Sinterklaas yang digambarkan berkulit hitam, berambut keriting, berbibir merah, dan mengenakan pakaian warna-warni ala pelayan abad ke-17.
Ia bertugas membantu membagikan hadiah dan, dalam cerita lama, menegur atau menakut-nakuti anak-anak yang dianggap nakal.
Selama puluhan tahun, Zwarte Piet dianggap bagian wajar dari perayaan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, posisinya menjadi sangat kontroversial.
Mengapa Zwarte Piet Dipermasalahkan?
Banyak pihak menilai karakter Zwarte Piet merepresentasikan praktik blackface, yaitu penggambaran orang kulit hitam secara stereotipikal yang memiliki sejarah rasis di Eropa dan Amerika.
Ciri-ciri visualnya dianggap memperkuat stigma kolonial dan menyakiti komunitas keturunan Afrika dan Karibia di Belanda.
Selain itu, meningkatnya kesadaran akan sejarah kolonial membuat banyak orang menilai bahwa tradisi ini tidak lagi sejalan dengan nilai kesetaraan dan inklusivitas.
Transformasi Tradisi: Dari Zwarte Piet ke Roetveegpiet
Alih-alih menghapus perayaan Sinterklaas, banyak kota dan lembaga di Belanda memilih mengubah karakter Piet. Muncullah versi Roetveegpiet (Soot Piet), dengan wajah bercoret jelaga seolah terkena asap cerobong, bukan dicat hitam pekat.
Perubahan ini bertujuan menjaga tradisi tetap hidup tanpa mempertahankan unsur yang dianggap diskriminatif. Saat ini, versi Zwarte Piet klasik semakin jarang muncul di media arus utama dan acara resmi.
Jadi, Apakah Sinterklaas dan Santa Claus Orang yang Sama?
Secara historis: ya, keduanya berakar dari Santo Nikolas.
Secara budaya dan identitas: tidak, karena berkembang dalam konteks sosial yang berbeda.
Sinterklaas dan Santa Claus lebih tepat disebut sebagai dua cabang budaya dari satu tokoh sejarah yang sama.
Kisah Sinterklaas, Santa Claus, dan Zwarte Piet menunjukkan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang statis. Ia berubah, disesuaikan, dan dikritisi sesuai nilai masyarakatnya.
Di tengah perubahan itu, pesan utamanya tetap sama: tentang memberi, berbagi, dan menciptakan kegembiraan—terutama bagi anak-anak.
Halaman Selanjutnya :



Posting Komentar untuk "Sinterklaas dan Santa Claus: Apakah Mereka Orang yang Sama atau Tokoh Berbeda?"