Bhineka Tunggal Ika : Pengertian, Sejarah, Prinsip, Fungsi, Dan Implementasinya

Penjelasan lengkap semboyan Bhineka Tunggal Ika
Semboyan Bhineka Tunggal Ika (Kompas.com)


Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang tercantum pada lambang negara Burung Garuda dengan perisai yang berisikan butir-butir Pancasila. Di bawah lambang tertulis semboyan negara di atas pita putih yang dicengkram oleh cakar burung Garuda. 

Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki artian ‘berbeda-beda tetapi tetap satu jua’, serta mengandung makna persatuan dan kesatuan. Semboyan ini diambil dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular.

Penggunaan semboyan tersebut telah diatur dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1958. 

Berikut pengertian, sejarah dan fungsi dari semboyan Bhineka Tunggal Ika yang bersumber dari rangkaian tulisan yang pernah dimuat Kompas.com.


SEJARAH BHINEKA TUNGGAL IKA





Sejarah semboyan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika dimulai sekitar abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit. 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam kitab kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang digubah pada masa kekuasaan Raja Rajasanagara Majapahit yang tersohor yaitu Hayam Wuruk.

Dalam kakawin Sutasoma, Mpu Tantular membuat kita tersebut sebagai titik temu agama-agama yang berbeda di Nusantara. 

Kakawin mpu tantular mengajarkan toleransi antar agama dan menjadi ajaran yang dianut oleh pemeluk agama Hindu dan Buddha. 

Frasa Bhinneka Tunggal Ika dimuat dalam tulisan berjudul Verspreide Geschriften yang dtulis oleh seorang orientalis ahli bahasa Belanda bernama Johan Hendrik Casper Kern. 

Tulisan Hendrik Kern tersebut dibaca oleh Mohammad Yamin sekitar tujuh abad setelah kakawin Sutasoma dibuat. 

Moh Yamin kemudian membawa frasa tersebut pada sidang BPUPKI pertama (29 Mei hingga 1 Juni 1945). 

Dilansir dari situs resmi Republik Indonesia, Moh Yamin menyebut frasa Bhinneka Tunggal Ika, lalu I Gusti Bagus Sugriwa sontak meneruskan frasa tersebut dengan “Tan hana dharma mangrwa” yang berarti tidak ada kerancuan dalam kebenaran. 

Menurut Mohammad Hatta, semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga diusulkan oleh Soekarno saat perancangan simbol negara Garuda Pancasila.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika kemudian dimasukkan ke dalam Garuda Pancasila. Dilansir dari Ditjen Kebudayaan Republik Indonesia, lambang negara dirancang oleh Sultan Hamid II atau Syarif Abdul Hamid Alkadrie dan diumumkan ke publik pada tanggal 15 febuari 1950. 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dianggap mewakili pandangan negara Indonesia dan dapat memperteguh kedaulatan bangsa. Menyatukan masyarakat Indonesia yang berbeda-beda menjadi satu kedaulatan negara Indonesia tanpa adanya diskriminasi.

Hingga saat ini semboyan Bhineka Tunggal Ika dipertahankan sebagai prinsip persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

ARTI DAN MAKNA BHINEKA TUNGGAL IKA





Diambil dari arsip resmi Kementerian Hukum dan HAM, Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M. 

Dalam kitab Kakawin Sutasoma, istilah Bhinneka Tunggal Ika diartikan
“Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa”, yang berarti berbeda-beda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang mendua. 

Bhineka artinya beragam atau beraneka. Tunggal artinya satu dan Ika artinya itu. 
Mengutip dari jurnal Kajian Analitik terhadap Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” (2009) karya I Nyoman Pursika, istilah ‘Bhinneka Tunggal Ika’ berasal dari Bahasa Sansekerta, yang pada setiap katanya mengandung makna. 

Kata ‘bhinneka’ diambil dari kata ‘bhinna’ dan ‘ika’. Bhinna berarti berbeda-beda, sedangkan ika berarti itu. Jadi, kata ‘bhinneka’ bisa diartikan berbeda-beda itu. Pengertian lain dari kata ‘bhinneka’ ialah beraneka ragam. Sedangkan kata ‘tunggal’ berarti satu dan kata ‘ika’ berarti itu. 

Secara harafiah, bisa disimpulkan jika Bhinneka Tunggal Ika adalah beraneka satu itu. Maknanya walau memiliki perbedaan, namun pada hakikatnya Bangsa Indonesia tetaplah satu kesatuan utuh. 

Pada satu sisi, perbedaan ini bisa menghancurkan persatuan dan kesatuan Indonesia, jika tidak diantisipasi dengan serius. 

Namun, pada sisi lainnya, perbedaan ini menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang unik dan kuat. Karena walaupun memiliki perbedaan, masyarakatnya secara sadar bersatu dan menjaga kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Contohnya saling menghormati antar umat beragama, tidak memaksa kehendak atau keinginannya pada kelompok minoritas, dan lain sebagainya.  

Santoso, Soewito Sutasoma dalam buku, A Study in Old Javanese Wajrayana (1975), menjelaskan semboyan Indonesia ini tidaklah tanpa sebab.

Kitab kakawin ini mengajarkan toleransi antar agama. Terutama antar agama Hindu-Siwa dan Buddha.

Artinya secara harfiah Bhineka Tunggal Ika menjadi beraneka satu itu. Maknanya, meski beranekaragam tapi tetap satu jua.

Walaupun masyarakat Indonesia berasal dari suku, agama dan ras yang berbeda, tetapi tetap satu dalam persatuan dan kesatuan sebagai Bangsa Indonesia. 

Dikutip dari jurnal Bhinneka Tunggal Ika: Dalam Perspektif Filsafat Analitik karya Rizal Mustansyir, semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjelaskan dengan tegas jika adanya keanekaragaman di berbagai aspek kehidupan yang menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang satu dan utuh.

Keanekaragaman ini seharusnya tidak menjadi ancaman, tetapi menjadi pemersatu memperkuat jalinan kehidupan di antara masyarakat Indonesia.

Meskipun Indonesia berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam kesatuan. Ini merupakan sebuah keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang bersatu dalam suatu kekuatan dan kerukunan beragama, berbangsa dan bernegara yang harus diinsafi secara sadar. 

Dilansir dari Kompas.com (29/3/2018), Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur jika Indonesia negara yang kaya akan suku dan agama bisa mempertahankan dan memelihara kesatuan. 

Indonesia yang kaya akan perbedaan dan mampu menjaganya dalam persatuan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di dunia dalam menjaga persatuan. 

"Indonesia memiliki 714 suku dan mampu terpelihara dalam persatuan. Sementara beberapa negara lain tidak mampu memeliharaan perbedaan ini meski jumlah suku tidak sebanyak di Indonesia," ujar presiden. 

Berkat perjuangan para pahlawan, para syuhada para ulama Indonesia bisa menjadi bangsa yang kokoh. Sejak awal berdiri, Indonesia adalah bangsa yang sangat bhineka. Sangat beragam, sangat majemuk.

Karena itu makna Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia, sudah sepatutnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, demi menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.



Arti Pentingnya Bhineka Tunggal Ika 


Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, arti penting Bhinneka Tunggal Ika antara lain:

Pendorong lahirnya nasionalisme Indonesia 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Artinya meski bangsa Indonesia terdiri atas beraneka ragam perbedaan suku bangsa, kebudayaan, adat istiadat dan kepulauan tetapi secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. 

Lahirnya persatuan dan kesatuan Indonesia di tengah keberagaman, berdasarkan atas berbagai perasaan sebagai bangsa yang tumbuh karena :

1. Kesatuan sejarah, maksudnya bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah yang sama. 
2. Kesatuan nasib, artinya masyarakat di Indonesia mengalami nasib yang sama karena pernah dijajah maka harus mencapai kebahagiaan secara bersama-sama. 
3. Kesatuan kebudayaan, artinya keberagaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional.
4. Kesatuan asas kerohanian, ide, cita-cita dan nilai-nilai spiritualitas yang secara bersama-sama dan keseluruhan tersimpul dalam Pancasila. 

Salah satu bentuk lahirnya persatuan dan kesatuan di Indonesia dari banyaknya keberagaman adalah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. 


Peserta Kongres Pemuda tersebut berasal dari perwakilan organisasi pemuda dari berbagai daerah di nusantara pada saat itu. 

Organisasi pemuda tersebut antara lain Jong Java, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dan lain-lain.

Penyemangat membangun Indonesia lebih maju 

Setiap warga negara Indonesia dapat menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari: 

1. Saling menghargai antarmasyarakat tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lainnya. 
2. Menumbuhkan kesadaran sikap untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika agar keberagaman bangsa tidak mengarah pada berbagai kekacauan atau sikap yang hanya mementingkan diri sendiri atau daerahnya sendiri tanpa peduli kepentingan bersama. 
3. Menjaga persatuan bangsa dan negara Indonesia. 
4. Meneruskan perjuangan para pendahulu untuk tetap menyatukan wilayah Republik Indonesia menjadi wilayah kesatuan. 
5. Menghindari sikap negatif seperti sukuisme, separatisme, fanatisme agama secara sempit, rasisme bahkan chauvinisme. 
6. Meningkatkan identitas dan kebangaan sebagai bangsa Indonesia. 
7. Meningkatkan nilai kegotongroyongan dan solidaritas.


Benteng persatuan di era globalisasi 

Banyak kalangan menilai bahwa bangsa Indonesia mengalami kemunduran persatuan dan kesatuan. 

Penyebabnya antara lain: 
- Adanya ketimpangan sosial Kesenjangan ekonomi 
- Belum stabilnya kondisi politik pemerintahan 
- Dampak buruk globalisasi 

Globalisasi membawa kebudayaan-kebudayaan baru masuk ke Indonesia sehingga menjadikan komposisi kebudayaan masyarakat jadi lebih kompleks. 

Karena banyak kebudayaan baru yang datang dan diterima begitu saja menyebabkan terjadi penyimpangan kebudayaan di masyarakat. 

Semboyan negara Bhineka Tunggal Ika selamanya akan tetap relevan bagi kehidupan bernegara di Indonesia yang multikultural ini. 

Sehingga Bhinneka Tunggal Ika dapat menangkal segala hal yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia.

Globalisasi yang masuk secara cepat ke Indonesia harus dihadapi secara selektif. Dengan mengedepankan bahwa bangsa Indonesia adalah satu yaitu satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa Indonesia. 

Generasi penerus bangsa diharapkan memiliki semangat untuk menjaga keutuhan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.




PRINSIP BHINEKA TUNGGAL IKA


Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan negara Indonesia. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan budaya. 

Sudah seharusnya prinsip Bhinneka Tunggal Ika senantiasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan menerapkannya, persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia bisa tetap terjaga. 

Secara garis besar, prinsip utama dalam semboyan negara Indonesia ini adalah persatuan dalam keberagaman. Artinya walau masyarakat Indonesia berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, namun harus tetap bersatu demi keutuhan negara.

Apabila ditelusuri lebih jauh, sebenarnya Bhinneka Tunggal Ika mengandung empat prinsip penting. Dilansir dari jurnal Persepsi Bhinneka Tunggal Ika pada Mahasiswa PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan (2013) karya Citra Hepatica Muslimah dan Triwahyuningsih, empat prinsip Bhineka Tunggal Ika tersebut adalah:

Arsip Lain:


Common denominator 

Artinya sifat yang dianggap umum. Indonesia memiliki keberagaman agama dan aliran kepercayaan, common denominator berarti mencari prinsip yang sama atau bersifat umum dalam setiap agama dan aliran kepercayaan. 

Prinsip yang sama ini kemudian dijadikan pegangan untuk menyatukan Bangsa Indonesia. Common denominator juga dijadikan acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga Bangsa Indonesia bisa hidup rukun dan saling menjaga toleransi. 

Tidak bersifat sektarian dan ekslusif 

Artinya tidak ada suatu hal yang dianggap paling benar atau memiliki martabat yang lebih tinggi. Adanya paham sektarian dan sifat eksklusif hanya menimbulkan rasa cemburu, kecurigaan dan persaingan yang tidak sehat. Akibatnya bisa memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia. 

Sebaliknya, Bhinneka Tunggal Ika bersifat inklusif. Artinya masyarakat Indonesia harus saling memupuk rasa persaudaraan, tidak memaksakan kehendak pada kelompok minoritas, serta menjunjung tinggi persamaan martabat dan harkat.

Sifatnya universal dan menyeluruh 

Artinya dalam penerapan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, antar masyarakat sudah seharusnya saling menghormati, mencintai, menjaga toleransi, menjaga kerukunan dan saling mempercayai. Sifat universal dan menyeluruh dalam semboyan negara ini dapat menjaga persatuan dalam keanekaragaman. 

Bersifat konvergen 

Artinya perbedaan yang ada di masyarakat, seharusnya tidak menjadi suatu hal yang patut untuk dibesar-besarkan. 

Sebaliknya, perbedaan yang ada ini haruslah dicari titik temunya dan dibuatlah kesepakatan bersama mengenai hal tersebut. Semua perbedaan ini tidak menjadi suatu permasalahan besar, jika dilandasi sikap toleransi dan hidup rukun.




FUNGSI BHINEKA TUNGGAL IKA


Fungsi mendasar dari semboyan negara “Bhinneka Tunggal Ika” ialah menjadi landasan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 

Fungsi mendasar inilah yang membuat masyarakat bisa hidup saling menghormati dan menghargai keberagaman yang ada. 

Bhinneka Tunggal Ika bukanlah sekadar semboyan, tetapi juga digunakan sebagai pedoman kehidupan dan sarana untuk mencapai cita-cita Bangsa Indonesia. 

Pedoman hidup artinya dijadikan petunjuk untuk hidup harmonis dan nyaman. Sarana berarti dijadikan cara untuk menggapai cita-cita Bangsa Indonesia untuk tetap hidup dalam persatuan.

Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara memiliki fungsi mendasar bagi dilaksanakannya kehiduan berbangsa dan bernegara, yaitu:

Menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam kedalam suatu kedaulatan NKRI.

Dilansir dari Garba Rujukan Digital, semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah falsafah bangsa yang tidak memihak pada kebudayaan, suku, ras, agama, ataupun bahasa tertentu, melainkan mempersatukan semuanya menjadi kekuatan bangsa Indonesia. 

Dilansir dari Badan Pusat Statistik, Indonesia terdiri dari 1.340 suku bangsa yang berbeda. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mempersatukan semua suku bangsa dan menghindarkan terjadinya perang antar suku karena merasa sama-sama warga negara Indonesia.

Menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam kedalam suatu kedaulatan NKRI.

Dilansir dari Garba Rujukan Digital, semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah falsafah bangsa yang tidak memihak pada kebudayaan, suku, ras, agama, ataupun bahasa tertentu, melainkan mempersatukan semuanya menjadi kekuatan bangsa Indonesia. 

Dilansir dari Badan Pusat Statistik, Indonesia terdiri dari 1.340 suku bangsa yang berbeda. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mempersatukan semua suku bangsa dan menghindarkan terjadinya perang antar suku karena merasa sama-sama warga negara Indonesia. 

Menciptakan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berfungsi menciptakan toleransi dalam keberagaman Indonesia.

Sikap toleransi adalah sikap adil, obyektif, dan menerima perbedaan antar sesama manusia. Sehingga walaupun berbeda suku, bahasa, dan budaya, masyarakat tetap saling menerima satu sama lain tanpa adanya diskriminasi atau penenidasan pada golongan tertentu. 

Sebagai rambu-rambu pengambilan kebijakan hukum dan politik 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tercantum secara jelas pada pita yang dicengkram lambang negara kita, Garuda Pancasila. 

Membuat Semboyan Bhinneka Tunggal ika merupakan bagian dari ideologi dan cara pandang bangsa Indonesia dalam pengambilan keputusan juga kebijakan.

Keputusan serta kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak boleh melanggar semboyan tersebut. Semua manusia dan warga negara pada dasarnya adalah sama, hukum atau kebijakan tidak boleh berat sebelah. 

Kebijakan pemerintah haruslah adil dan mengutamakan kepentingan umum, tidak boleh hanya menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya.

Alat mencapai cita-cita bangsa 

Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat untuk mencapai cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

Cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu untuk melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 

Menjaga perdamaian Indonesia 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menanamkan kesetaraan juga sikap toleransi antar manusia berfungsi untuk menjaga perdamaian dan kerukunan.

Kesetaraan dan toleransi menumbuhkan sikap kekeluargaan dan tolong-menolong dalam masyarakat sehingga terhidndar dari adanya konflik internal. 

Dengan adanya Bhinneka Tunggal Ika juga, masyarakat Indonesia yang beragam akan bersatu padu jika ada faktor luar yang mngancam kedaulatan negara. Sehingga semboyan tersebut menjadi penjaga kedamaian negara baik secara internal maupun eksternal.





IMPLEMENTASI BHINEKA TUNGGAL IKA



Implementasi terhadap Bhinneka Tunggal Ika bisa tercapai bila rakyat dan seluruh komponen bangsa mematuhi prinsip yang terkandung di dalamnya. 

Beberapa contoh implementasi Bhinneka Tunggal Ika meliputi:

Perilaku inklusif 

Seseorang harus menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang luas. Sehingga tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain, begitu juga dengan kelompok. 

Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan senang. 

Masing-masing kelompok mempunyai peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mengakomodasi sifat pluralistik 

Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri, Indonesia adalah bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar di dunia. Ini membuat bangsa Indonesia disegani oleh bangsa lain. 

Tapi bila kondisi plural tidak dimanfaatkan dengan baik, maka sangat mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa. 

Jumlah agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia sangat banyak dan beragam. 

Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia. Supaya tercipta masyarakat yang tenteram dan damai.

Tidak mencari menang sendiri 

Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi dengan diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas mengungkapkan pendapat masing-masing. 

Oleh sebab itu, untuk mencapai prinsip keBhinnekaan maka seseorang harus saling menghormati antara satu pendapat dengan pendapat yang lain. 

Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan mementingkan suatu kepentingan bersama.

Sifatnya konvergen harus benar-benar dinyatakan dalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat divergen.

Musyawarah untuk mufakat 

Perbedaan pendapat antarkelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan diberlakukannya musyawarah. 

Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu kepentingan. Prinsip common denominator atau mencari inti kesamaan harus diterapkan di dalam musyawarah. 

Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang akan timbul akan diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar pribadi atau kelompok. 

Dilandasi rasa kasih sayang dan rela berkorban 

Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya, rasa rela berkorban harus diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. 

Rasa rela berkorban ini akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa saling kasih mengasihi, dan sayang menyayangi. Jauhi rasa benci karena akan menimbulkan konflik dalam kehidupan.

Demikianlah penjelasan lengkap yang terkandung dalam sejarah, makna, prinsip dan fungsi semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artikel ini merupakan resume dari berbagai artikel tentang Bhineka Tunggal Ika yang pernah dipublikasikan di situs Kompas.com. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Bhineka Tunggal Ika : Pengertian, Sejarah, Prinsip, Fungsi, Dan Implementasinya"