Ini Yang Terjadi Ketika Air Dipapar Dengan Kata-Kata Positif Dan Negatif


Kebutuhan manusia akan air, sangat mutlak. Tanpa air, manusia tidak dapat hidup. Bahkan, kekurangan air pun, tubuh kita akan mengalami gangguan penyakit yang sangat serius. Ini bisa dimaklumi karena, sekitar 70 persen tubuh kita terdiri air. Karena demikian dominannya unsur air dalam tubuh manusia, maka seorang Masaru Emoto, dalam bukunya The True Power of Water mengatakan, manusia adalah air.

Air sangat vital bagi kehidupan. Ini disadari setiap orang. Tetapi berapa banyak diantara kita yang memberi perhatian serius terhadap kelestarian air alih-alih yang berlaku semena-mena terhadapnya? 

Sikap dan perilaku eksploitatif kita terhadap lingkungan - disadari atau tidak - telah menghancurkan ekosistem di bumi kita berpijak. Dampaknya, air yang merupakan sumber kehidupan, ikut tercemar.

Sadarkah kita bahwa bukan hanya tubuh kita, duapertiga bumi kita ini pun terdiri dari air? Dan air yang kita minum dan kita manfaatkan untuk kegiatan lain sehari-hari adalah air yang juga digunakan untuk hal yang sama oleh generasi-generasi terdahulu dan yang akan datang. Jika kita tidak peduli terhadap kelestarian air, sama artinya kita akan mewariskan KEBURUKAN AIR pada anak cucu kita selanjutnya.

Keburukan air? Ya, air ternyata merespon semua perlakuan yang diberikan kepadanya, baik dalam bentuk tulisan, gambar, kata-kata atau suara dan perilaku kita. 

Jika air selalu mendapat perlakuan yang positif, air pun akan bereaksi secara positif. Begitu sebaliknya. 

Karena perilaku manusia dari waktu-waktu cenderung negatif, tidaklah mengherankan jika dari waktu ke waktu kualitas air pun semakin buruk. 

Dampaknya adalah, karena kesehatan kita sangat bergantung pada air yang kita minum, kualitas hidup manusia masa kini kian rentan oleh penyakit. Sehingga manusia jaman sekarang semakin sangat tergantung pada obat-obatan untuk menjaga kualitas kesehatannya.

Penelitian tentang air

Hasil penelitian ekstensif Dr. Masaru Emoto tentang air menunjukkan, air yang dibekukan pada suhu minus 25 derajat celcius, kemudian difoto dengan kamera berkecepatan tinggi, maka molekul air akan menghasilkan gambar berbagai bentuk kristal, tergantung hasil rekaman pesan yang diterima air tersebut.

Air yang diberi pesan-pesan positif, baik berupa tulisan, kata-kata, gambar – termasuk doa – akan membentuk kristal heksagonal yang yang indah. 

Sebaliknya, air yang dipapar dengan informasi negatif, menghasilkan bentuk berupa pecahan kristal yang tidak beraturan, atau hanya menghasilkan bentuk lingkaran yang berlubang di tengahnya.

Dengan demikian, tergantung pada informasi yang kita berikan, kualitas ke air dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk. 

Aneka kristal air yang terbentuk dari kata-kata yang dipaparkan
(sumber : Linkedin)



Dan konsekuensi logisnya, manusia yang sebagian besar terbentuk dari air, juga dipengaruhi oleh informasi yang dibawa oleh air yang kita minum. 

Jika air yang kita konsumsi sehari-hari memuat pesan-pesan positif, sehingga membentuk kristal-kristal heksagonal, kesehatan tubuh kita akan senantiasa terjaga, dan sebaliknya, jika air yang kita minum mengandung pesan-pesan negatif, kesehatan dan emosi kita akan selalu mengalami masalah.

Penelitian tentang air ini sangat menarik perhatian saya. Sudah lama saya ingin membuktikan kebenaran tesis Dr. Emoto ini. Setelah sekian lama selalu tertunda oleh berbagai hal, akhirnya saya berkesempatan mengadakan percobaan. Hasil percobaan telah saya muat dalam sebuah blog, namun kemudian saya posting ulang disini dengan beberapa perbaikan kecil.

Dalam buku The Hidden Messages in Water, Dr. Emoto menyebutkan sebuah percobaan yang dilakukan sebuah keluarga di Jepang. Yaitu dengan membandingkan dua botol kaca yang berisi beras. 

Setiap hari selama sebulan, kepada salah satu botol, keluarga tersebut mengucapkan “Terima kasih” dan kepada botol lainnya ucapan “Kamu bodoh”.

Sebulan kemudian, beras yang mendapat ucapan “Terima kasih” mulai meragi, beraroma lembut seperti aroma salt, sedangkan beras yang dipapar kata-kata “Kamu bodoh” membusuk dan berubah menjadi hitam.

Percobaan Air Yang Dipapar Kata-Kata Tertentu

Terinspirasi penelitian tersebut, saya melakukan percobaan pribadi, namun dengan modifikasi. Saya menggunakan 3 gelas plastik bekas air mineral ukuran 200 ml. 

Ketiga gelas tadi saya masukkan beras 1 sendok makan, lalu saya isi air sampai setengahnya. Gelas pertama saya tempel tulisan “Cinta dan Terima Kasih” menghadap ke dalam gelas, gelas kedua bertuliskan “Jahat”.

Gelas ketiga tidak ada tulisan apapun tapi di atas gelas saya tempatkan sebuah piramida dari kardus seukuran bibir gelas. 

Bibir gelas ditutup plastik dengan dibuatkan beberapa lubang coblosan sebagai ventilasi. Lihat foto di bawah.

Tiga buah gelas berisi beras dengan air didalamnya. Gelas 1 ditempel kertas dengan kata-kata "cinta dan terima kasih", gelas 2 dipapar kata-kata "jahat" dan gelas 3 diatasnya ditutup dengan piramida kertas, tanpa paparan kata-kata apapun.


Penelitian Dr. Masaru Emoto membuktikan, air yang dipapar dengan label “Cinta dan Terima Kasih” menghasilkan kristal heksagonal paling indah. Karena itu saya tidak ragu memilih kata-kata ini sebagai pesan positif untuk dibandingkan dengan pesan negatif “Jahat”. 

Gelas ketiga sengaja tidak mengandung kata-kata, karena saya ingin menguji adanya pengaruh energi piramida terhadap kualitas air. 

Hasil Penelitian

Dalam minggu pertama sudah terlihat perubahan pada dua gelas yang memuat pesan, warnanya lebih keruh. 

Gelas kedua warnanya lebih kecoklatan dibanding gelas pertama. Gelas ketiga dengan piramida di atasnya tetap jernih airnya. 

Minggu Selanjutnya

Pada minggu selanjutnya, gelas pertama menunjukkan perubahan warna makin pekat, seperti merah kecoklatan, permukaannya pelan-pelan membentuk lapisan putih. 

Gelas kedua warnanya kecoklatan tapi tidak sepekat gelas pertama, namun menimbulkan bau busuk, meski tidak terlalu menyengat. 

Gelas ketiga tetap jernih airnya, tapi di permukaannya timbul bintik-bintik hitam. Baunya kurang enak tapi bukan bau busuk.

Minggu Ketiga

Masuk minggu ketiga, gelas pertama airnya makin pekat dan gelap, lapisan putih di atas permukaan air makin banyak membentuk gumpalan. 

Gelas kedua warnanya tetap berwarna kecoklatan, muncul belatung-belatung berwarna putih susu, bau busuknya makin menyengat. 

Gelas ketiga tetap jernih, bintik-bintik hitam tetap ada, baunya tetap kurang enak.

Setelah 30 Hari

Tepat 30 hari, percobaan dihentikan. Ketiga gelas diperbandingkan dan diamati secara visual. 

Pada gelas pertama yang dipapar kata “Cinta dan Terima Kasih” membentuk lapisan putih – mungkin itu yang disebut meragi oleh Dr. Emoto, airnya makin gelap pekat kecoklatan, tapi tidak berbau sama sekali. 

Gelas kedua warnanya coklat muda, tampak ada beberapa belatung, baunya busuk menyengat tajam. 

Gelas ketiga, tetap mempertahankan kejernihan airnya, tetap ada bintik hitam di permukaan air, bau kurang enaknya tetap tercium. 

Keadaan beras di dasar air, jika dibandingkan ketiganya, beras pada dua gelas pertama masih membentuk beras utuh, tapi pada gelas ketiga, berasnya terlihat menggumpal, seperti tape beras.




Hasil ekesperimen sederhana ini mendukung tesis Dr. Masaru Emoto bahwa air bereaksi sebagaimana cara kita memperlakukannya.

Saya percaya jika air pada gelas yang pertama yang dipapar kata “cinta dan terima kasih”  menggambarkan air yang berkualitas, sehingga mampu mengubah beras menjadi ragi. Sebaliknya, air yang dipapar kata “jahat” tak disangsikan lagi, mengandung bibit penyakit, sehingga membuat beras menjadi busuk.

Sedangkan air yang diberi piramida di atasnya, airnya tetap jernih. Hal ini menunjukkan adanya energi piramida yang mampu mempertahankan kualitas air. Bahkan air yang berenergi ini mengubah beras menjadi tape, tanpa mengubah warna air seperti pada dua gelas lainnya. 

Bintik hitam di permukaan air dan bau kurang enak yang ditimbulkan, dapat dipandang sebagai reaksi yang alami dari beras yang terendam air selama sebulan. 

Penemuan ini menunjukkan bahwa bentuk bangunan piramida memang terbukti bisa menyalurkan energi positif. Saya meyakini jika air yang dipapar energi piramida ini dibekukan dan diambil gambarnya, akan menghasilkan kristal heksagonal yang indah. 

Berdasar penemuannya tentang kristal air, Dr. Masaru Emoto telah memanfaatkan air sebagai terapi untuk menyembuhkan berbagai penyakit fisik maupun emosi, yang disebut pengobatan Hado.

Pengobatan dengan media air sudah banyak diketahui dan dipraktikkan.

Bentuk pengobatan semacam itu bukanlah sesuatu yang baru. Tradisi penyembuhan dengan air telah dilakukan sejak dahulu kala. Masyarakat mesir kuno dan Yunani berabad-abad lalu telah mengenal dan memanfaatkan air sebagai sarana penyembuhan yang ampuh.

Bahkan Praktik penyembuhan dengan air ini pun dilakukan oleh Rasullulah. Diriwayatkan bahwa beliau senantiasa mengobati sakit demam dengan air. Sunnah Nabi Muhamad menganjurkan untuk sering meminum air zamzam. 

Karena selain mengandung berkah, air zamzam juga mengenyangkan dan penyembuh bagi penyakit. Secara ilmiah, air zamzam mengandung zat-zat tinggi kalsium, magnesium dan zat-zat mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh (Mahir Hasan Mahmud, 2007)

Oleh karena itu, jika sampai sekarang di jaman modern ini, terapi dengan air masih dilakukan dan dipercaya oleh sebagian masyarakat, sesungguhnya mempunyai dasar spiritual dan ilmiah yang bisa  dipertanggungjawabkan.

Bagaimana mungkin air bisa berfungsi efektif sebagai media penyembuhan? 
Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa tubuh kita sebagian besar terdiri dari air. Tubuh manusia mengandung air sekitar 70% dari berat badannya, 80% dari darahnya, 85% pada otak, 20% pada tulang dan 80% pada otot. 

Karena kita pada dasarnya adalah air, maka tubuh kita dapat dengan mudah menyerap dan merespon pesan atau info yang dibawa air yang kita minum.

Jika kita ingin air bermanfaat sebesarnya bagi kehidupan dan kesehatan kita, maka kita wajib menghormati air dengan cara menghargai keberadaannya, menjaga kelestariannya dari pencemaran, merawatnya sebagai bagian penting dari hidup kita dan anak cucu kita kelak.

Karena kita adalah air, maka kita harus bersahabat dengannya. (TS)

Posting Komentar untuk "Ini Yang Terjadi Ketika Air Dipapar Dengan Kata-Kata Positif Dan Negatif"